Saturday 19 November 2011

Hubungan Sex Diluar Nikah

Hubungan sex diluar nikah membawa cukup banyak dampak negatif bagi diri pelaku maupun lingkungan sekitar. Mulai dari kemungkinan tertular penyakit, hingga kehamilan diluar nikah. Hal ini juga menyebabkan / berdampak pula pada tingginya tingkat aborsi. Padahal perbuatan aborsi, juga memiliki resiko yang sangat tinggi terhadap keselamatan dari perempuan itu sendiri. Berikut ini resiko dan bahaya yang terjadi jika melakukan aborsi khususnya remaja: 1. Kematian karena terlalu banyak pendarahan 2. Kematian mendadak karena pembiusan yang gagal 3. Kematian secara lambat akibat infeksi serius disekitar kandungan. 4. Sobeknya rahim (Uterine Perforation) 5. Kerusakan leher rahim (Cervical Lacerations) yang akan menyebabkan cacat pada anak berikutnya. 6. Kanker payudara (karena ketidakseimbangan hormon estrogen pada wanita) 7. Kanker indung telur (Ovarian Cancer) 8. Kanker leher rahim (Cervical Cancer) 9. Kanker hati (Liver Cancer) 10. Kelainan pada placenta/ari-ari (Placenta Previa) yang akan menyebabkan cacat pada anak berikutnya dan pendarahan hebat pada saat kehamilan berikutnya. 11. Infeksi rongga panggul (Pelvic Inflammatory Disease) 12. Menjadi mandul/tidak mampu memiliki keturunan lagi (Ectopic Pregnancy) 13. Infeksi pada lapisan rahim (Endometriosis) 14. Infeksi alat reproduksi karena melakukan kuretase (secara medis) yang dilakukan secara tak steril. Hal ini membuat remaja mengalami kemandulan dikemudian hari setelah menikah. 15. Pendarahan sehingga remaja dapat mengalami shock akibat pendarahan dan gangguan neurologist. Selain itu pendarahan juga dapat mengakibatkan kematian ibu maupun anak atau keduanya. 16. Resiko terjadinya reptur uterus atau robeknya rahim lebih besar dan menipisnya dinding rahim akibat kuretase. Kemandulan oleh karena robeknya rahim, resiko infeksi, resiko shock sampai resiko kematian ibu dan anak yang dikandungnya. 17. Terjadinya fistula genital traumatis adalah suatu saluran atau hubungan antara genital dan saluran kencing atau saluran pencernaan yang secara normal tidak ada. Nah, akibatnya cukup menyeramkan khan? tidak ada yang enak khan? makanya melakukan hubungan seks diluar nikah jangan dilakukan. Sumber: http://id.shvoong.com/social-sciences/1910142-hindari-free-sex-untuk-remaja/#ixzz1eAlDhzQh

Remaja Jaman Sekarang

Apakah Anda pernah membaca tentang hasil penelitian Komnas Anak tahun 2011? 62,7% remaja SMP sudah tidak perawan lagi. Terus akhir-akhir ini juga dibeberapa majalah dimuat mengenai tulisan tentang fenomena seks di usia remaja. Yang paling mengerikan adalah fakta bahwa ada remaja SMP yang mengaku melakukan hubungan seks di rumahnya sendiri di ruang televisi. Belum lagi, membaca artikel di majalah lain mengenai prostitusi di kalangan siswi remaja, ternyata hal itu dibuktikan benar pula dari penelitian yang dilakukan majalah tersebut. Entah karena kurang perhatian orang tua, sekolah yang kurang dapat mengontrol hal ini atau memang karena tuntutan kemajuan jaman yang memaksa remaja melakukan hal ini? Entahlah. Remaja memang merupakan masa transisi dari anak-anak menuju dewasa. Tugas utamanya adalah pembentukan identitas atau konsep diri, dan membentuknya dengan baik memang tidak mudah. Masalah-masalah remaja seperti ini, sering timbul karena konsep diri remaja juga yang bermasalah. Mengijinkan dirinya melakukan hal ini, merusak diri sendiri karena ia menilai dirinya secara kurang tepat. Saat ini, sulit menemukan figur yang tepat untuk dijadikan model alias contoh bagi remaja untuk bertindak sebaiknya ia seperti apa. Hal ini, tampaknya dapat membuat remaja buntu mau harus bergerak di mana. Apalagi, informasi remaja juga sangat terbatas atas masalah ini. Dan sedihnya lagi, batasan yang kaku tanpa memberikan penjelasan, membuat remaja yang RASA INGIN TAHUNYA BESAR, malah ingin coba-coba, jadinya SALAH JUGA! Beberapa kondisi remaja yang pernah penulis lihat, mungkin pula dapat memberikan gambaran remaja kita, ada yang menyedihkan ada dan ada pula yang mengharukan. Di pinggiran Jakarta Barat, Dumpit, masalah seks dengan melegalkannya menjadi pernikahan dini atas dasar masalah ekonomi yang mendesak, tampaknya sudah biasa. Orang tua di sini malah yang membiarkan anaknya menikah dini agar perekonomian orang tua membaik. Apa remaja ada pilihan? Di sisi yang lain, di bagian Jakarta Barat yang lain, di daerah elitnya, remaja-remaja berkumpul untuk membahas bahwa pacaran sebaiknya tidak dilakukan dahulu, terkait dengan nilai-nilai budaya dan agama. Guru-guru yang memfasilitasi untuk pembahasan ini. Jangankan bicara mengenai seks secara vulgar, pacaran saja tidak boleh. Baik yah guru-gurunya, tapi apa itu cukup? Ada pula, remaja yang khusus dibawa orang tuanya dari luar negeri untuk dikonsultasikan ke profesional, orang tua mulai prihatin karena anaknya pernah pulang hingga larut malam dengan ‘cipok’ sana-sini di lehernya. Usut punya usut, orang tua memang tidak pernah punya waktu dengan anaknya. Jadinya kaget deh, bingung. Meski dianggap penting, pendidikan seks bagi remaja belum terlalu banyak dilakukan ternyata. Jarang ada guru yang kreatif yang bisa memfasilitasi hal ini, tapi ada koq seperti di atas, meski masih perlu dibenahi. Nah, mengharapkan dari guru saja, sebagai orang tua juga tampaknya tidak tepat. Sumber utama remaja bisa mendapatkan pemahaman yang tepat mengenai seks (hal-hal yang berhubungan dengan jenis kelamin sampai dengan hubungan seksual) hanyalah bisa didapat secara tepat dari orang tua atau keluarga. Akan tetapi, biasanya orang tua atau keluarga sendiri yang risih membahasnya. Untungnya banyak buku-buku yang jadi pedoman untuk membahas masalah ini. Jadi bukan alasan untuk sulit melakukannya. Mungkin masalahnya, ada waktu tidak ya untuk membahasnya? Akan tetapi yang paling penting sebagai remaja, tampaknya perlu untuk lebih MAU MENGAMBIL SIKAP DAN MENJADI ASERTIF (berani berkata ‘tidak'), bekal yang tampaknya akan dapat menjawab tantangan apapun agar tidak tergerus oleh jaman. PUNYA KONSEP DIRI YANG BAIK ITU MEMANG TIDAK MUDAH. AKAN TETAPI, SETIDAKNYA REMAJA TIDAK PERLU MERUSAK DIRI SENDIRI. BUKTIKAN MENJADI YANG TERBAIK DENGAN PRESTASI, MASA DEPAN TETAP DITANGAN PARA REMAJA, HARAPAN BANGSA KITA… Sebagai orang yang sudah lebih tua sedikit, mendukung remaja untuk maju. Kalau remaja ingin konsul sewaktu-waktu, silakan saja :)

Saturday 12 November 2011

Cara Efektif Mengusir Rasa Takut Dalam gelap

Rasa takut gelap ini oleh para psikolog sering disebut Nyctophobia. Kadang-kadang penyakit ini menguasai seseorang, dan membuatnya merasa lemas dan ketakutan. Bagi sebagian orang, rasa takut ini membuatnya merasa lumpuh, sehingga tak dapat menikmati aktivitas yang mengharuskannya sendirian, berjalan malam hari, kemping, atau eksplorasi alam. Dan, ini tak cuma dialami kaum perempuan, lho. “Ketika Anda berada di dalam kegelapan, pikiran Anda bisa memanipulasi Anda,” begitu kata juru bicara dari Warwick Castle. Tidak heran, dari penelitiannya terlihat juga bahwa 20 persen orang dewasa mengalami panik luar biasa ketika lampu tiba-tiba mati tanpa pemberitahuan. Tentu, tak mungkin kita menghindari kegelapan, karena kita akan menemuinya setiap hari. Maka, sebaiknya setiap orang berusaha mengatasi rasa takutnya ini. Adakah cara yang memungkinkan kita melenyapkan penyakit ini secara berangsur-angsur? 1. Dahulukan logika. Kebanyakan rasa takut itu tidak logis, dan secara alamiah emosional. Menerapkan logika dalam masalah emosional tampaknya berlawanan, tapi sebenarnya tidak. Misalnya Anda sedang berbaring di tempat tidur, ingin ke kamar mandi tapi takut keluar karena ada bayangan gelap di sudut ruangan. Segera nyalakan lampu ruang tidur, dan amati apa sebenarnya bayangan itu. Begitu Anda mulai merasakan bahwa rasa takut menguasai Anda, mulailah berpikir rasional dengan mengatasi takut itu dengan fakta-fakta. Lihat apa yang mengganggu Anda. Mungkin itu hanya bayangan pakaian yang digantung di belakang pintu. 2. Melatih penglihatan pada malam hari. Ketika kita baru masuk dari ruangan yang terang ke ruangan yang gelap, kita pasti tidak dapat melihat apa-apa. Tetapi perlahan, mata kita akan mulai dapat menangkap obyek-obyek di dalam ruangan. Cobalah menyebutkan benda-benda yang Anda lihat. Dengan mampu menggambarkan apa yang Anda lihat, indera penglihatan malam hari ini akan meningkat, dan rasa takut akan berkurang. 3. Bacalah artikel yang inspiratif. Film horor konon sering ditonton oleh orang-orang yang penakut. Sebab, dengan demikian ia bisa membayangkan apa yang akan terjadi bila ia mengalami seluruh teror itu. Tetapi daripada nonton atau membaca novel horor sebelum tidur, lebih baik pilih bacaan yang inspiratif. Entah itu buku-buku agama, spiritual, movitasi, apapun yang akan menghangatkan hati Anda. Bacaan itu akan membuat Anda rileks dan mengantuk. 4. Meditasi, visualisasi, dan berdoa. Meditasi sebelum tidur dirasakan banyak orang dapat membuat tubuh dan pikiran jadi rileks, serta membantu melepaskan ketegangan dan mengatasi takut. Berdoa juga membantu kita merasa dilindungi dari lingkungan sekitar, sedangkan visualisasi bisa menjadi cara yang baik untuk menyiapkan pikiran selama pagi hari untuk menerima malam hari. Saat Anda duduk atau berbaring di tempat tidur, bayangkan Anda berada di suatu tempat yang Anda inginkan. Lihatlah bagaimana Anda berjalan dan menikmati tempat tersebut. Pandanglah langit yang cerah, dan rasakan hangatnya sinar matahari. Kemudian, bayangkan juga indahnya langit yang dihiasi bintang dan bulan pada malam hari. 5. Ajak teman jalan-jalan malam hari. Salah satu cara untuk mengatasi rasa takut adalah menghadapinya. Berjalan di kegelapan ditemani beberapa orang membuat Anda akan melangkah dengan percaya diri dan berani. Tak perlu banyak berbicara, nikmati saja suara-suara alam di sekitar seperti suara jangkrik atau hembusan angin yang menerpa pepohonan. Akan sempurna jika bulan sedang purnama, karena Anda akan menikmati indahnya malam hari. Kebanyakan orang jadi takut gelap karena pernah mengalami kejadian buruk. Jika hal ini terjadi pada Anda, cobalah berdamai dengan kejadian tersebut. Lalu, terapkan lima langkah di atas. Anda akan merasa lebih rasional dan tidak lemas lagi. Ingatlah, pemberani bukanlah orang yang tidak punya rasa takut sama sekali, melainkan orang yang sanggup mengatasi rasa takutnya.

Sunday 6 November 2011

Hikmah Berqurban dalam Perspektif Psikologi Islam

HIKMAH BERQURBAN DALAM PERSPEKTIF PSIKOLOGI ISLAM Oleh: Ahmad Rusydi, S.Psi, S.Sos.I. Syari’at Berqurban Berqurban adalah ibadah yang dianjurkan oleh Islam untuk dilaksanakan. Terlepas dari perbedaan hukum berqurban (ada yang mengatakan wajib, farduu kifaayah, dan sunnah mua’kkadah) namun dari semua madzhab tetap menganjurkan ibadah qurban dan menyatakan bahwa ibadah ini adalah ibadah yang sangat penting. Perilaku Berqurban dalam Tinjauan Islam dan Psikologi Penulis melihat ada beberapa perilaku yang nampak secara psikologis pada orang yang berqurban, salah satunya perilaku prososial. Ketika individu membeli hewan qurban dengan harga yang relatif mahal, bahkan sampai jutaan, maka tidak ada niat lain dalam hatinya kecuali untuk menyembelihnya dan membagikannya kepada orang lain (kecuali niat untuk menyombongkan diri maka ini menjadi kajian lain). Ibadah ini tentunya melatih keikhlasan dan melatih seseorang untuk tidak cinta dunia. Berbeda dengan sedekah yang mungkin tidak terlalu besar pengorbanan biayanya, namun berqurban membutuhkan uang banyak, bahkan beberapa orang sampai menabung untuk membeli hewan qurban. Setelah membelinya, tidak lain dia hanya ingin membagikannya kepada orang lain. Perilaku ini tentunya merupakan sebuah latihan jiwa (latihan ikhlas) yang cukup berat, dan tentunya semakin berat latihan semakin terbentuk pula jiwa ini menjadi lebih baik dan lebih ikhlas. Dengan latihan keikhlasan ini jiwa senantiasa akan mampu mengendalikan diri dari motivasi keduniaan dan kebendaan. Orang yang bisa lepas dari keduniaan (zuhud) maka hidupnya akan bahagia dan terhindar dari simptom-simptom kecemasan. Sebagaimana diketahui bahwa permasalahan hidup yang dialami oleh manusia tidak terlepas dari permasalah keduniaan, permasalahan harta, dan permasalahan yang sifatnya fisik dan imanen. Keikhlasan inilah yang menjadi kunci dari ibadah kurban yang membawa manfaat, tanpa keikhlasan ibadah qurban akan sia-sia secara syar’i maupun secara psikologis, karena itu Allah telah berfirman dalam surat al-Kautsar: “Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak (1) Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berkorbanlah (2) Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu Dialah yang terputus (3)” Menurut Wahbah Zuhaili dalam menafsirkan ayat ini, beliau mengatakan bahwa perintah berkurban adalah salah satu bentuk rasa syukur (gratification) atas banyaknya nikmat yang telah Allah berikan di dunia dan akhirat, dan Allah menginginkan qurban dilakukan hanya untuk Allah tanpa menyekutukannya (antara lain dengan cara sombong).[1] Ternyata mengekspresikan rasa syukur adalah suatu hal yang memberikan manfaat positif pada kejiwaan. Mark Davies mengatakan bahwa mengekspresikan rasa syukur merupakan faktor penting yang dapat mempengaruhi kesehatan emosional, dengan rasa syukur manusia bisa merayakan kebaikan dengan orang lain, Tuhan, dan hidup kita. Dengan bersyukur kita akan belajar menikmati hidup yang telah diberikan oleh Allah.[2] Orang yang ikhlas dan terbiasa mengeluarkan harta miliknya untuk orang lain, tentunya merasa dirinya tidak terbebani oleh benda-benda tersebut, tidak perlu pusing memikirkan hartanya, perusahaannya, dan pekerjaannya. Bahkan diantara beberapa orang ada yang mengalami gangguan tidur (insomnia) karena selalu memikirkan hal tersebut, ada juga yang mengalami obsessive compulsive disorder dengan ketergantungan terhadap benda dan harta, perilaku berulang-ulang seperti mengecek brankas, rekening, dan sebagainya yang malah menambah kecemasan dalam diri. Islam melatih manusia untuk menjadi zuhud, salsah satunya dengan berqurban, karena berqurban adalah berkorban harta, dan melepaskan ternak yang dicintai, membiasakan diri kehilangan harta benda, bahkan sebenarnya tidak hilang, tapi diberikan kepada orang lain, dan bahkan tidak hanya diberikan kepada orang lain, namun juga untuk membayar kenikmatan di akhirat kelak. Dalam Islam disunnahkan membagikan daging qurban secara langsung kepada orang yang kita inginkan, hal ini menurut penulis dikarenakan ajaran ini ingin membentuk sifat empati dan prososial pada diri individu yang berqurban. Indivdu yang membagikan secara langsung bisa melihat kondisi masyarakat secara kasat mata, sehingga membuka mainset dan memunculkan insight tentang realitas kehidupan bermasyarakat dan hakikat harta. Individu yang memahami kondisi sekitar tentunya akan menjadi individu yang adaptif, adapun individu yang tidak pernah melihat lingkungan sekitar, maka akan menjadi individu yang maladaptif yang tidak memahami masyarakat, nilai, dan norma masyarakat. Menurut Behaviourisme, individu yang maladaptif adalah individu yang abnormal, belajar sosial dan memahami lingkungan adalah salah satu upaya untuk menjadikan individu yang sehat perilaku. Ketika daging kurban telah kita berikan kepada orang lain, apa yang kita lihat? Apa yang kita rasakan?, tentunya kita akan melihat kesenangan, senyuman, dan kebahagiaan dari si mustahiq. Tahukan anda ini akan berefek psikologis bagi pemberi dan penerima? Tentunya iya, bagi si penerima dia akan merasa bahagia (happines), merasa dipedulikan, dan merasa diperhatikan. Tentunya ini akan berefek pada kesehatan mental mereka. Kalau saja kebiasaan saling memberi ini sudah menjadi tradisi setiap waktu, tentunya masyarakat Indonesia akan menjadi masyarakat yang sehat mental. Rasa empati yang muncul dari sikap saling memberi tentunya akan memberikan efek positif bagi jiwa. Ann C. Rumble dan koleganya menemukan dalam penelitiannya bahwa empati akan memberikan keuntungan dalam interaksi sosial, empati juga bisa menjadi alat yang efektif sebagai coping ketika ada orang berbuat salah pada diri kita, empati juga bisa membantu individu menjadi lebih mampu dalam bekerja sama.[3] Al-Sudhaan dalam bukunya min asbaab al-sa’aadah (faktor penyebab kebahagiaan) mengatakan bahwa kebahagiaan ada dua jenis, yaihtu kebahagiaan fisik (al-sa’aadah al-hissiyah) dan kebahagiaan psikis (al-sa’aadah al-nafsiyah). Kebahagiaan fisik disebabkan karena telah terpenuhinya kebutuhan hidup sehari-hari seperti makanan, minuman, pakaian, kendaraan, kedamaian rumah tangga, dan kecukupan harta. Sedangkan kebahagiaan psikis dikarenakan oleh bisa memberikan kebahagiaan pada orang lain.[4] Orang yang diberi daging kurban tentunya mendapatkan kebahagiaan fisik, adapaun orang yang memberikan daging kurban ternyata mendapatkan kebahagiaan fisik. Bahkan Aristoteles mengatakan bahwa kebahagiaan fisik (pleasure) adalah kebahagiaan yang terendah, dan kebahagiaan non-fisik adalah kebahagiaan yang lebih nikmat dari kebahagiaan fisik (pleasure). Apabila membahagiakan orang lain sudah tertanam dalam diri, maka ini akan menjadikan individu semakin terbentuk jiwanya ke arah yang lebih sempurna. Pendapat ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Lalin Anik, Lara B. Aknin, Michael I. Norton, and Elizabeth W. Dunn yang menemukan bahwa orang yang senang memberi maka hidupnya akan lebih bahagia.[5] Ada salah satu yang menarik dari syari’at kurban. Ternyata daging kurban tidak hanya ditujukan pada orang golongan tertentu saja, artinya dalam ibadah qurban diharapkan seluruh masyarakat dapat merasakan daging kurban, tanpa melihat golongan bahkan agama. Berbeda dengan zakat yang diberikan kepada orang-orang tertentu saja, namun kurban harus diberikan kepada semua orang, baik itu orang miskin, orang kaya, orang muslim, orang non-muslim, dan semua orang boleh diberikan daging kurban. Keunikan dari syari’at ini tentunya mempunyai makna dan maksud tertentu. Penulis berasumsi bahwa syari’at qurban tidak bertujuan sebagai stabilitas ekonomi masyarakat, berebda dengan zakat yang memang difungsikan untuk menyeimbangkan perekonomian masyarakat. Syari’at qurban lebih bertujuan sosial dan psikis, syariat qurban ingin merekatkan toleransi dan kebersamaan (ukhuwah) dalam masyarakat, menjalin kembali jaringan (silaturahim) yang terputus, meningkatkan kepedulian, menumbuhkan rasa dipedulikan, memperbaiki kembali ikatan yang rusak karena konflik dan sebagainya. Dengan cara yang sederhana, yaitu saling membagikan dagin qurban kepada sekitar, ternyata memberikan dampak yang begitu besar. Daging adalah makanan yang dibutuhkan oleh semua orang, bahkan diidam-idamkan oleh banyak orang, maka tidak ada orang yang menolak diberikan makanan, bahkan mereka merasa senang, karena makanan adalah kebutuhan dasar utama mannusia, maha suci Allah yang telah membuat sistem ini. Makan dan minum adalah tabi’at manusia yang disenangi, cara ini bisa menumbuhkan rasa bahagia antar sesama, iniliah yang diinginkan Allah dengan syari’at qurban, karenanya Allah mengharamkan puasa di hari qurban, Allah perintahkan seluruh umat Islam untuk makan dan minum, merasakan kebahagiaan. Sebagaimana Rasul bersanda: “sesungguhnya pada hari iedul adha, hari-hari tasyriq, dan hari arafah adalah hari milik umat Islam, hari di mana kalian makan dan minum” Menurut pandangan Abraham Maslow, kebutuhan yang terutama dan yang mendasar pada diri mannusia adalah kebutuhan fisik, di antaranya makan dan minum, sebelum terpenuhinya kebutuhan ini manusia tidak akan bisa mencapai tingkatan kebutuhan berikutnya yang lebih tinggi, begitulah ajaran Islam merupakan ajaran yang sangat manusiawi yang memahami betul kebutuhan manusia. Salah satu yang menjadi analisis penulis dalam syari’at qurban adalah disunnahkan memotong hewan qurban sendiri. Sebagaimana disebutkan dalam hadits di bawah ini. “sesungguhnya Rasul saw memerintahkanku untuk menyembelih dua kambing itu sendiri, maka sesungguhnya aku lebih suka menyembelih dengan cara menyembelih sendiri.”[6] Kalau kita berpikir sejenak, apa yang diinginkan Allah sehingga mensunnahkan demikian?, bukankah ini mengajarkan manusia untuk membunuh?, sungguh Allah SWT tidak mungkin memerintahkan kebatilan pada manusia. Dalam diri manusia terdiri dari tiga unsur jiwa, yaitu jiwa tumbuhan (al-nafs al-nabatiyyah), jiwa hewan (al-nafs al-hayawaniyah), dan jiwa manusia (al-nafs al-naathiqah). Maka sebenarnya di dalam diri kita ada dorongan-dorongan predator yang harus dilampiaskan secara syar’i. Potensi predator jika tidak dialihkan maka akan menimbulkan bahaya seperti marah, agressif, bahkan melakukan tindakan-tindakan kriminal. Potensi predator dalam psikonalisa dikategorikan sebagai potensi primitif yang tertanam di dalam id. Sama dengan dorongan seksual yang merupakan potensi tumbuhan (potensi produktif), harus dilampiaskan secara syar’i dengan menikah, lalu bagaimanakah melampiaskan potensi predator pada diri manusia?, di siniliah anjuran memotong sendiri dalam berqurban merupakan suatu jawaban, memang kita merasa kasihan ketika menyembelih hewan yang telah kita pelihara, namun sebenarnya alam bawah sadar (tanpa kita sadari) kita sedang melampiaskan potensi predator tersebut. Kesimpulan Allah SWT selalu memberikan hikmah di balik perintah-perintahnya. Berqurban adalah ibadah yang bisa menghasilkan pembentukan kepribadian di dalam diri kita, antara lain pribadi yang ikhlas, pribadi bersyukur, pribadi yang zuhud, dan pribadi yang empati. Secara psikis orang tersebut akan merasa bahagia, rileks karena lepas dari kecemasan dunia, bahagia, dan terbebas dari impuls predator. [1]Wahbah al-Zuhailii, al-Tafsiir al-Muniir fi al-‘Aqiidah wa al-Sharii’ah wa al-Manhaj (Dimashq: Daar al-Fikr al-Ma’aas}ir, 1418H), 602. [2]Mark Davies, “An Attitude of Gratitude,” (2004), http://www.alive.com. [3]Ann C. Rumble and Others, “The Benefits of Empathy: When Empathy May Sustain Cooperation in Social Dilemmas,” European Journal of Social Psychology, Volume 40, Issue 5, August (2010): 856–866. [4]‘Abd al-‘Aziiz bin Muhammad bin ‘Abd Allah al-Sudhaan, min Asbaab al-Sa’aadah (Riyaadh}: al-Buhuuth al-‘Ilmiyyah wa al-Iftaa’, 2009), 7 [5]Lalin Anik and Others, “Feeling Good about Giving: The Benefits (and Costs) of Self-Interested Charitable Behavior,” Working Paper, Harvard Business School & University of British Columbia (2009): 1. [6]Ahmad al-Busayrii, Ittihaf al-Khiirah al-Maharrah bi al-Zawaa’id al-Masaa’id al-‘Ashrah. Dalam al-Maktabah al-Syaamilah V.3.28.

Belajar Memaafkan, Meningkatkan Kesehatan Mental dan Fisik

Menurut Mayo Clinic, memaafkan atau memberi ampunan akan terasa baik bagi kesehatan Anda. Dendam muncul untuk mempengaruhi sistem kardiovaskular dan saraf. Dalam sebuah penelitian, orang yang fokus pada dendam pribadi, memiliki tekanan darah dan detak jantung, dan peningkatan ketegangan otot. Hal ini ditambah dengan perasaan menjadi kurang terkendali. Ketika seseorang berhasil memaafkan orang yang telah menyakiti mereka, banyak dari mereka yang mengatakan merasa lebih positif dan santai. Penelitian lain menunjukkan bahwa memaafkan memiliki efek positif pada kesehatan psikologis anda. Memaafkan bukan berarti melupakan, memaafkan itu melepaskan apa pun yang telah terjadi. Ini memang sakit, namun masalah itu akan pergi jika anda melepaskannya. Lepas bersama beban amarah dan kebencian. Tidak ada pendekatan tunggal untuk belajar bagaimana memaafkan seseorang. Berbicara dengan teman, terapis atau penasihat (agama) dapat membantu proses untuk memilah-milah perasaan dan tetap di jalur yang benar. Sebuah tips atau cara untuk belajar memaafkan seperti yang ditulis oleh Mayo Clinic Women’s HealthSource dalam Science Daily, adalah. 1. Akuilah rasa sakit dan kemarahan yang anda rasakan sebagai akibat dari tindakan orang lain pada anda. 2. Mengakui bahwa untuk lepas dari sakit hati itu butuh perubahan. 3. Cobalah untuk berpikir tentang orang yang menyakiti anda. Apa yang membuat ia melakukan itu? Kadang-kadang ada motivasi atau sebab yang membuat peristiwa menyakitkan itu terjadi pada Anda. Bagi sebagian orang, langkah ini diakhiri dengan berkata, “Aku memaafkanmu.” 4. Ketika Anda berhasil melakukan dan melepaskan, ada kelegaan emosional yang datang bersamaan dengan pemaafan.

Wednesday 2 November 2011

Pengertian Agresi dan Perbedaanya

Meskipun semua orang memahami apa itu agresi, namun masih terdapat perbedaan pendapat mengenai definisinya. Ada tiga perbedaan penting. Pertama, apakah kita mendefinisikan agresi sebagai perilaku melukai, ataukah mempunyai maksud melukai disebut juga agresi.

Definisi yang paling sederhana dan yang paling disukai oleh orang yang menggunakan pendekatan behaviorisme, adalah bahwa agresi merupakan perilaku yang melukai orang lain. Keuntungan definisi ini adalah bahwa perilaku itu yang menentukan apakah suatu tindakan bisa dikatakan agresi atau tidak.

Sayangnya definisi ini mengabaikan maksud orang yang melakukan suatu tindakan. Jika kita mengabaikan maksud, seorang pria yang sedang marah bermaksud untuk membunuh pesaing bisnisnya dengan cara menembak dengan pistol, tetapi ternyata senjatanya kosong, maka tindakan tersebut tidak bisa dikatakan sebagai tindakan agresi.

Meskipun pada kenyataanya pria itu sedang marah dan mencoba melakukan pembunuhan, dia tidak bisa dikatakan agresif karena senjatanya kosong. Sehingga tindakannya tidak berbahaya.

Maksud mempunyai peranan penting dalam penilaian kita tentang agresi. Karena itu, kita mendefinisikan agresi sebagai tindakan yang dimaksudkan untuk melukai orang lain. Konsep ini lebih sulit diterapkan, karena tidak semata-mata tergantung pada perilaku yang nampak.

Sering kali sulit untuk mengetahui maksud seseorang. Tetapi kita akan menerima batasan agresi dengan penuh arti jika kita memperhatikan maksud.

Perbedaan yang kedua adalah antara agresi antisosial dan prososial. Biasanya kita menganggap agresi sebagai sesuatu yang buruk. Memang, tindakan agresif yang timbul dengan maksud untuk melukai seseorang adalah hal yang buruk. Tetapi ada perilaku agresi yang baik.

Kita menghargai polisi yang telah menembak seorang teroris. Yang menjadi masalah apakah tindakan agresif melanggar atau mendukung norma sosial itu telah disepakati. Tindakan kriminal seperti membunuh, kekerasan dan pemukulan jelas melanggar norma sosial disebut antisosial. Sedangkan tindakan prososial adalah yang sesuai dengan hukum, seperti disiplin yang diterapkan orangtua atau kepatuhan terhadap komandan perang dianggap penting.

Beberapa tindakan agresif berada di antara agresi prososial dan agresi antisosial adalah agresi yang disetujui (sanctioned aggression). Ini adalah agresi yang antisosial tetapi masih disetujui oleh masyarakat. Contoh, seorang wanita yang melawan ketika diperkosa atau seorang pemilik toko yang memukul orang yang menyerangnya.

Perbedaan yang ketiga adalah antara perilaku agresi dan perasaan agresi. Misalnya, seperti rasa marah. Perilaku kita yang nampak belum berarti mencerminkan perasaan internal kita. Bisa saja, seseorang yang merasa sangat marah, tetapi tidak menampakkan usaha untuk melukai orang lain. Masyarakat tidak menyetujui sebagian besar bentuk perilaku agresif dan memang hal ini hanya bisa terjadi bila orang senangtiasa mengendalikan perasaan agresifnya.

Kita tidak dapat membiarkan seseorang memukul orang lain, merusak pintu, atau bertindak kasar. Masyarakat sangat mengekang perilaku semacam ini, sehingga sebagian besar orang, termasuk yang selalu marasa marah, jarang bertindak agresif.

Cara Mengendalikan Rasa Marah

Bagaimana cara mengendalikan dan mengatasi rasa marah? Pada umumnya pria cenderung lebih cepat marah dan agresif dibandingkan wanita. Sifat ini disebabkan oleh pengaruh hormon testoteron terhadap proses perkembangan otak bayi lelaki sejak masih dalam kandungan.

Penyebab lainnya yaitu faktor sosio-kultural. Beberapa kalangan masih menganggap kemarahan sebagai suatu hal yang negatif. Seseorang boleh saja mengekspresikan perasaan tegang dan tertekannya, kecuali marah. Akibatnya banyak yang tidak tahu bagaimana cara untuk mengungkapkan rasa marah secara tepat.

Cara ini tidak mudah dilakukan, yaitu mengekpresikan rasa marah secara terbuka tanpa melakukan tindakan agresif (menyerang). Perlu belajar memahami apa yang sebenarnya anda inginkan tanpa menyakiti orang lain.

Penelitian lainnya juga menemukan bahwa faktor keluarga turut memegang peranan. Orang menjadi mudah marah, biasanya berasal dari keluarga korban perceraian, sering bertikai, membentak dan tidak cukup memiliki komunikasi emosional.

Apakah anda pemarah?

Rasa marah berperan penting karena merupakan komponen yang mematikan dari sindroma kepribadian tipe A. Kepribadian tipe A memiliki ciri yang sangat berbeda dengan tipe kepribadian B. Berikut adalah ciri-ciri kepribadian tipe A:

1. Memiliki sifat selalu tergesa-gesa dalam menjalankan sesuatu
2. Berbicara dengan cepat dan seringkali memotong pembicaraan orang lain
3. Memiliki rasa bersaing tinggi bahkan dalam situasi non kompetitif
4. Cenderung ingin berprestasi dan selalu bersikap waspada
5. Mengambil sikap bermusuhan dan agresif

Jika ternyata kepribadian diatas cocok dengan anda, mulai saat ini anda sebaiknya untuk mengendalikan rasa marah anda. Berikut adalah tips untuk mengendalikan rasa marah:

Tetap berkepala dingin
Cara terbaik untuk mengatasi rasa marah adalah dengan mengetahui hal-hal yang memicunya dan mencegah agar faktor pemicu tersebut tidak sampai membuat seseorang kehilangan kontrol.

Bersikap rileks
Cara ini terlihat biasa, tetapi memiliki efek yang penting. Pada saat anda merasa ingin meledak, cobalah untuk menarik nafas dalam-dalam sebanyak dua atau tiga kali kemudian keluarkan secara perlahan-lahan. Ketika anda sedang menarik nafas dalam-dalam,ucapkan kata-kata “rileks” atau “tenang” secara perlahan.

Ubah cara berpikir
Dari pada anda memaki-maki dalam hati, “Huh, semuanya jadi kacau begini!” Cobalah untuk menggantinya dengan kalimat, “Kekacauan ini bukan akhir dari segalanya, kan? Percuma saja saya marah-marah, toh tidak akan menyelesaikan masalah.”

Komunikasi
Seorang yang biasanya marah, akan cepat sekali mengambil kesimpulan dan seringkali keliru. Jadi, langkah pertama yang perlu dilakukan dalam suasana memanas, cobalah tenangkan diri anda dan berpikir jernih. Pada saat yang bersamaan cobalah untuk mendengarkan apa yang dikatakan oleh lawan bicara anda dan pikirkan baik-baik sebelum menjawabnya.

Bercanda dan bercerita lucu
Mungkin anda kadang-kadang merasa jenuh atau kesepian selagi di tempat kerja. Bila hal ini terjadi, cobalah untuk bercanda dengan teman sebelah anda atau di depan anda. Becanda dan saling bertukar cerita lucu mampu meredakan ketegangan. Jika tidak memungkinkan, silahkan baca atau lihat gambar-gambar lucu dari buku maupun internet.

Kesejahteraan Karir = Kesejahteraan Hidup

Kesejahteraan Karir?

Pernahkah Anda mendengar tentang kesejahteraan karir? Dalam buku Well Being: The Five Essential Elements, secara sederhana kesejahteraan karir dijabarkan sebagai bagaimana Anda menggunakan waktu Anda sehari-hari untuk melakukan hal-hal yang Anda kerjakan (karir). Gampangnya adalah semakin Anda suka melakukan apa yang Anda kerjakan sehari-hari, semakin tinggi kesejahteraan karir Anda.

Selain kesejahteraan karir, ada kesejahteraan sosial, finansial, fisik, dan komunitas di mana kelima jenis kesejahteraan tersebut adalah elemen-elemen yang membentuk kesejahteraan hidup secara total. Menariknya, kesejahteraan karir merupakan kesejahteraan yang paling menentukan kesejahteraan hidup seseorang dibandingkan dengan keempat jenis kesejahteraan lainnya. Hal ini karena setiap hari sebagian besar waktu kita dihabiskan untuk bekerja dalam karir masing-masing. Dan tentu saja, karir juga menjadi identitas kita ketika kita bertemu dengan orang lain bukan?

Hal yang lebih mengejutkan lagi tentang kesejahteraan karir termuat dalam penelitian yang dipublikasikan oleh The Economic Journal tahun 2008. Penelitian dalam jurnal tersebut menunjukkan bahwa kesejahteraan hidup kita lebih sulit kembali ke keadaan semula ketika kita kehilangan pekerjaan dalam waktu lama (lebih dari satu tahun) dibandingkan dengan ketika pasangan kita meninggal.

Karir yang Membawa Kebahagiaan

Kesejahteraan karir begitu pentingnya membawa kita menuju kesejahteraan hidup, membawa kebahagiaan dalam hidup kita. Hampir semua budaya mengaitkan pekerjaan dengan uang dan ketidakbahagiaan, padahal yang disebut pekerjaan tidak harus selalu berkaitan dengan uang dan malah seharusnya membahagiakan.

Melakukan sesuatu yang menggunakan kekuatan kita setiap hari akan membuat kita lebih bermakna daripada melakukan hal yang kita tidak kuasai. Menemukan diri kita bekerja karena memang pekerjaan tersebut bisa kita lakukan dan sesuai dengan minat serta tujuan kita diciptakan merupakan hal yang harus disyukuri karena tidak semua orang dapat melakukannya.

Jika setiap awal minggu Anda masih mengatakan “saya benci hari Senin”, itu adalah salah satu indikator bahwa karir Anda belum pas dengan Anda. Hal tersebut dapat membawa petaka dalam kesejahteraan hidup, mengingat kesejahteraan karir adalah kesejahteraan yang memiliki porsi signifikan dalam kesejahteraan hidup total kita.

Nah, lalu bagaimana caranya supaya kita dapat menemukan karir yang pas dan membuat kita bahagia? Ada dua saran yang dapat Anda coba:
1. Temukan kekuatan unik Anda dengan mengikuti tes minat bakat atau tes kekuatan diri semacam Brief Strength Test
2. Temukan tujuan Anda (dan tujuan Anda diciptakan) dengan menghubungkan titik-titik kehidupan.
Setelah melakukan kedua hal tersebut, coba lihat pilihan karir yang dapat Anda ambil sesuai dengan kekuatan dan tujuan Anda. (Catatan: potensial menjadi manager bukan kekuatan unik, menjadi direktur bukan tujuan.)

Sudah siap untuk bahagia dengan karir Anda dan mencapai kesejahteraan hidup?