Saturday 28 May 2011

Perilaku menyipang

PERILAKU MENYIMPANG

Tindakan manusia tidak selamanya sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakatnya. Adakalanya terjadi penyimpangan terhadap nilai dan norma yang ada. Tindakan manusia yang menyimpang dari nilai dan norma atau peraturan disebut dengan perilaku menyimpang. Apakah perilaku menyimpang itu? Pernahkah kamu melakukan tindakantindakan yang termasuk dalam kategori perilaku menyimpang?

Ada banyak perilaku menyimpang yang terjadi di masyarakat. Dari yang sederhana atau kecil sampai yang kompleks yang akibatnya sangat meresahkan masyarakat. Apa yang kamu ketahui mengenai perilaku menyimpang?

1. Pengertian Perilaku Menyimpang

Pagi itu di sebuah perempatan, lampu lalu lintas sedang menyala merah. Karena kesiangan dan takut terlambat sampai di sekolah, Damar justru menambah laju kecepatan sepeda motornya dan menerobos lampu merah. Tindakan Damar itu diketahui polisi dan akhirnya dia ditilang. Berdasarkan cerita di atas, bagaimana pendapatmu terhadap tindakan yang dilakukan Damar? Tindakan Damar merupakan salah satu contoh sederhana adanya penyimpangan terhadap aturan-aturan yang ada di masyarakat. Masih banyak lagi jenisjenis penyimpangan yang terjadi di masyarakat.

Dalam kenyataan sehari-hari, tidak semua orang bertindak berdasarkan norma-norma dan nilai sosial yang berlaku dalam masyarakat. Tindakan yang tidak sesuai dengan norma dan nilai sosial yang berlaku dalam masyarakat dinamakan perilaku menyimpang. Penyimpangan terjadi apabila seseorang atau sekelompok orang tidak mematuhi norma atau patokan dan nilai yang sudah baku di masyarakat. Penyimpangan terhadap norma-norma atau nilai-nilai masyarakat disebut deviasi ( deviation ), sedangkan pelaku atau individu yang melakukan penyimpangan ini disebut dengan devian ( deviant ).

Berikut ini pengertian perilaku menyimpang menurut pandangan beberapa ahli.

a. James Vander Zenden

Menyebutkan bahwa penyimpangan adalah perilaku yang oleh sejumlah besar orang dianggap sebagai hal yang tercela dan di luar batas toleransi.

b. Robert M.Z. Lawang

Mengungkapkan penyimpangan adalah semua tindakan yang menyimpang dari norma yang berlaku dalam sistem sosial dan menimbulkan usaha dari mereka yang berwenang dalam sistem itu untuk memperbaiki perilaku yang menyimpang itu.

c. Bruce J. Cohen

Mengatakan bahwa perilaku menyimpang adalah setiap perilaku yang tidak berhasil menyesuaikan diri dengan kehendak-kehendak masyarakat atau kelompok tertentu dalam masyarakat.

d. Paul B. Horton

Mengutarakan bahwa penyimpangan adalah setiap perilaku yang dinyatakan sebagai pelanggaran terhadap norma-norma kelompok atau masyarakat.

e. Lewis Coser

Mengemukakan bahwa perilaku menyimpang merupakan salah satu cara untuk menyesuaikan kebudayaan dengan perubahan sosial.

2. Proses Pembentukan Perilaku Menyimpang

Bagaimanakah sebenarnya pembentukan perilaku menyimpang dalam masyarakat? Dan faktor-faktor apa sajakah yang turut memengaruhinya? Mari kita bahas dalam subpokok bahasan ini.

a. Faktor Biologis

Cesare Lombrosso, seorang kriminolog dari Italia, dalam bukunya Crime, Its Causes and Remedies (1918) memberikan gambaran tentang perilaku menyimpang yang dikaitkan dengan bentuk tubuh seseorang. Dengan tegas, Lombrosso mengatakan bahwa ditinjau dari segi biologis penjahat itu keadaan fisiknya kurang maju apabila dibandingkan dengan keadaan fisik orang-orang biasa. Lombrosso berpendapat bahwa orang yang jahat dicirikan dengan ukuran rahang dan tulang-tulang pipi panjang, kelainan pada mata yang khas, tangan beserta jari-jarinya dan jari-jari kaki relatif besar, serta susunan gigi yang abnormal.

Sementara itu William Sheldon, seorang kriminolog Inggris dalam bukunya Varieties of Delinquent Youth (1949) membedakan bentuk tubuh manusia yang mempunyai kecenderungan melakukan penyimpangan ke dalam tiga bentuk, yaitu endomorph, mesomorph, dan ectomorph yang masing-masing memiliki ciri-ciri tertentu.

1) Endomorph (Bulat dan Serba Lembek)

Orang dengan bentuk tubuh ini menurut kesimpulannya dapat terpengaruh untuk melakukan perilaku menyimpang, karena sangat mudah tersinggung dan cenderung suka menyendiri.

2) Mesomorph (Atletis, Berotot Kuat, dan Kekar)

Orang dengan bentuk tubuh seperti ini sering menunjukkan sifat kasar dan bertekad untuk menuruti hawa nafsu atau keinginannya. Bentuk demikian ini biasanya identik dengan orang jahat yang paling sering melakukan perilaku menyimpang.

3) Ectomorph (Kurus Sekali dan Memperlihatkan Kelemahan Daya)

Orang yang seperti ini selalu menunjukkan kepasrahan, akan tetapi apabila mendapat penghinaan-penghinaan yang luar biasa tekanan jiwanya dapat meledak, dan barulah akan terjadi perilaku menyimpang darinya.

b. Faktor Psikologis

Banyak ahli sosiologi yang cenderung untuk menerima sebab-sebab psikologis sebagai penyebab pembentukan perilaku menyimpang. Misalnya hubungan antara orang tua dan anak yang tidak harmonis. Banyak orang meyakini bahwa hubungan antara orang tua dan anak merupakan salah satu ciri yang membedakan orang 'baik' dan orang 'tidak baik'. Sikap orang tua yang terlalu keras maupun terlalu lemah seringkali menjadi penyebab deviasi pada anak-anak.

c. Faktor Sosiologis

Dari sudut pandang sosiologi, telah banyak teori yang dikembangkan untuk menerangkan faktor penyebab perilaku menyimpang. Misalnya, ada yang menyebutkan kawasan kumuh ( slum ) di kota besar sebagai tempat persemaian deviasi dan ada juga yang mengatakan bahwa sosialisasi yang buruk membuat orang berperilaku menyimpang. Selanjutnya ditemukan hubungan antara 'ekologi' kota dengan kejahatan, mabuk-mabukan, kenakalan remaja, dan bunuh diri. Untuk lebih jelasnya, berikut ini akan diuraikan beberapa sebab atau proses terjadinya perilaku menyimpang ditinjau dari faktor sosiologis.

1) Penyimpangan sebagai Hasil Sosialisasi yang Tidak Sempurna

Menurut teori sosialisasi, perilaku manusia, baik yang menyimpang maupun yang tidak dikendalikan oleh norma dan nilai yang dihayati. Apabila sosialisasi tidak sempurna akan menghasilkan perilaku yang menyimpang. Sosialisasi yang tidak sempurna timbul karena nilai-nilai atau norma-norma yang dipelajari kurang dapat dipahami dalam proses sosialisasi, sehingga seseorang bertindak tanpa memperhitungkan risiko yang akan terjadi.

Contohnya anak sulung perempuan, dapat berperilaku seperti laki-laki sebagai akibat sosialisasi yang tidak sempurna di lingkungan keluarganya. Hal ini terjadi karena ia harus bertindak sebagai ayah, yang telah meninggal. Di pihak lain, media massa, terutama sering menyajikan gaya hidup yang tidak sesuai dengan anjuran-anjuran yang disampaikan dalam keluarga atau sekolah. Di dalam keluarga telah ditanamkan perilaku pemaaf, tidak balas dendam, mengasihi, dan lain-lain, tetapi di televisi selalu ditayangkan adegan kekerasan, balas dendam, fitnah, dan sejenisnya. Nilai-nilai kebaikan yang ditawarkan oleh keluarga dan sekolah harus berhadapan dengan nilai-nilai lain yang ditawarkan oleh media massa, khususnya televisi. Proses sosialisasi seakan-akan tidak sempurna karena adanya saling pertentangan antara agen sosialisasi yang satu dengan agen yang lain, seperti antara sekolah dan keluarga berhadapan dengan media massa. Lama kelamaan seseorang akan terpengaruh dengan cara-cara yang kurang baik, sehingga terjadilah penyimpanganpenyimpangan dalam masyarakat.

2) Penyimpangan sebagai Hasil Sosialisasi dari Nilai- Nilai Subkebudayaan Menyimpang

Shaw dan Mc. Kay mengatakan bahwa daerah-daerah yang tidak teratur dan tidak ada organisasi yang baik akan cenderung melahirkan daerah kejahatan. Di daerahdaerah yang demikian, perilaku menyimpang (kejahatan) dianggap sebagai sesuatu yang wajar yang sudah tertanam dalam kepribadian masyarakat itu. Dengan demikian, proses sosialisasi tersebut merupakan proses pembentukan nilai-nilai dari subkebudayaan yang menyimpang.

Contohnya di daerah lingkungan perampok terdapat nilai dan norma yang menyimpang dari kebudayaan setempat. Nilai dan norma sosial itu sudah dihayati oleh anggota kelompok sebagai proses sosialisasi yang wajar. Perilaku menyimpang seperti di atas merupakan penyakit mental yang banyak berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat. Sehubungan dengan itu kita mengenal konsep anomie yang dikemukakan oleh Emile Durkheim . Anomie adalah keadaan yang kontras antara pengaruh subkebudayaan-subkebudayaan dengan kenyataan sehari-hari dalam masyarakat. Indikasinya adalah masyarakat seakan-akan tidak mempunyai aturan-aturan yang dijadikan pegangan atau pedoman dan untuk ditaati bersama.

Akibat tidak adanya keserasian dan keselarasan, normanorma dalam masyarakat menjadi lumpuh dan arahnya menjadi samar-samar. Apabila hal itu berlangsung lama dalam masyarakat, maka besar pengaruhnya terhadap proses sosialisasi. Anggota masyarakat akan bingung dan sulit memperoleh pedoman. Akhirnya, mereka memilih cara atau jalan sendiri-sendiri. Jalan yang ditempuh tidak jarang berupa perilaku-perilaku yang menyimpang.

3) Proses Belajar yang Menyimpang

Mekanisme proses belajar perilaku menyimpang sama halnya dengan proses belajar terhadap hal-hal lain yang ada di masyarakat. Proses belajar itu dilakukan terhadap orang-orang yang melakukan perbuatan menyimpang. Misalnya, seorang anak yang sering mencuri uang dari tas temannya mula-mula mempelajari cara mengambil uang tersebut mulai dari cara yang paling sederhana hingga yang lebih rumit. Cara ini dipelajarinya melalui media maupun secara langsung dari orang yang berhubungan dengannya. Penjelasan ini menerangkan bahwa untuk menjadi penjahat kelas 'kakap', seseorang harus mempelajari terlebih dahulu bagaimana cara yang paling efisien untuk beroperasi.

4) Ikatan Sosial yang Berlainan

Dalam masyarakat, setiap orang biasanya berhubungan dengan beberapa kelompok yang berbeda. Hubungan dengan kelompok-kelompok tersebut akan cenderung membuatnya mengidentifikasikan dirinya dengan kelompok yang paling dihargainya. Dalam hubungan ini, individu tersebut akan memperoleh pola-pola sikap dan perilaku kelompoknya. Apabila pergaulan itu memiliki pola-pola sikap dan perilaku yang menyimpang, maka kemungkinan besar ia juga akan menunjukkan pola-pola perilaku menyimpang. Misalnya seorang anak yang bergaul dengan kelompok orang yang sering melakukan aksi kebut-kebutan di jalan raya. Kemungkinan besar dia juga akan melakukan tindakan serupa.

5) Ketegangan antara Kebudayaan dan Struktur Sosial

Setiap masyarakat tidak hanya memiliki tujuan-tujuan yang dianjurkan oleh kebudayaannya, tetapi juga caracara yang diperkenankan oleh kebudayaannya itu untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Apabila seseorang tidak diberi peluang untuk menggunakan caracara ini dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, maka kemungkinan besar akan terjadi perilaku menyimpang. Misalnya dalam sebuah perusahaan, pengusaha memberikan upah kepada buruhnya di bawah standar UMK. Hal itu apabila dibiarkan berlarut-larut, maka ada kemungkinan si buruh akan melakukan penyimpangan, seperti melakukan demonstrasi atau mogok kerja.

3. Bentuk-Bentuk Perilaku Menyimpang

Di masyarakat kita mengenal bentuk-bentuk penyimpangan yang terdiri atas penyimpangan individual ( individual deviation ), penyimpangan kelompok ( group deviation ), dan penyimpangan gabungan dari keduanya ( mixture of both deviation ). Terkadang ada pula yang menambahkan dengan penyimpangan primer ( primary deviation ) dan penyimpangan sekunder ( secondary deviation ).

a. Penyimpangan Individual ( Individual Deviation )

Penyimpangan ini biasanya dilakukan oleh orang yang telah mengabaikan dan menolak norma-norma yang berlaku dalam kehidupan masyarakat. Orang seperti itu biasanya mempunyai kelainan atau mempunyai penyakit mental sehingga tidak dapat mengendalikan dirinya. Contohnya seorang anak yang ingin menguasai warisan atau harta peninggalan orang tuanya. Ia mengabaikan saudarasaudaranya yang lain. Ia menolak norma-norma pembagian warisan menurut adat masyarakat maupun menurut norma agama. Ia menjual semua peninggalan harta orang tuanya untuk kepentingan diri sendiri.

Penyimpangan yang bersifat individual sesuai dengan kadar penyimpangannya dibedakan atas pembandel, pembangkang, perusuh atau penjahat, dan munafik.

1) Pembandel, yaitu penyimpangan karena tidak patuh pada nasihat orang tua agar mengubah pendiriannya yang kurang baik.

2) Pembangkang, yaitu penyimpangan karena tidak taat pada peringatan orang-orang.

3) Pelanggar, yaitu penyimpangan karena melanggar norma-norma umum yang berlaku. Misalnya orang yang melanggar rambu-rambu lalu lintas pada saat di jalan raya.

4) Perusuh atau penjahat, yaitu penyimpangan karena mengabaikan norma-norma umum sehingga menimbulkan kerugian harta benda atau jiwa di lingkungannya. Misalnya pencuri, penjambret, penodong, dan lain-lain.

5) Munafik, yaitu penyimpangan karena tidak menepati janji, berkata bohong, berkhianat, dan berlagak membela.

b. Penyimpangan Kelompok ( Group Deviation )

Penyimpangan ini dilakukan oleh sekelompok orang yang tunduk pada norma kelompoknya, namun bertentangan dengan norma masyarakat yang berlaku. Penyimpangan ini terjadi dalam subkebudayaan menyimpang yang umumnya telah memiliki norma, nilai, sikap, dan tradisi sendiri, sehingga cenderung untuk menolak norma-norma yang berlaku dalam masyarakat yang lebih luas. Contohnya kelompok orang yang menyelundupkan serta menyalahgunakan narkotika dan obat-obatan terlarang lainnya, teroris, kelompok preman, dan separatis. Mereka memiliki aturan-aturan sendiri yang harus dipatuhi oleh anggotanya.

Dalam melakukan aksinya, mereka memiliki aturan permainan yang cermat, termasuk dalam membentuk jaringan yang kuat untuk melakukan kejahatannya, sehingga sulit dilacak dan dibongkar pihak yang berwenang, dalam hal ini kepolisian.

c. Penyimpangan Campuran ( Mixture of Both Deviation )

Sebagian remaja yang putus sekolah (penyimpangan individual) dan pengangguran yang frustasi (penyimpangan individual), biasanya merasa tersisih dari pergaulan dan kehidupan masyarakat. Mereka sering berpikir seperti anak orang berkecukupan, yang akhirnya menempuh jalan pinta untuk hidup enak. Di bawah pimpinan seorang tokoh yang terpilih karena kenekatan dan kebrutalannya, mereka berkelompok dalam 'organisasi rahasia' (penyimpangan kelompok) dengan memiliki norma yang mereka buat sendiri. Pada dasarnya norma yang mereka buat bertentangan dengan norma yang berlaku umum di masyarakat.

Penyimpangan seperti itu ada yang dilakukan oleh suatu golongan sosial yang memiliki organisasi yang rapi, sehingga individu ataupun kelompok di dalamnya taat dan tunduk kepada norma golongan yang secara keseluruhan mengabaikan norma yang berlaku. Misalnya gank-gank anak nakal. Kelompok semacam itu dapat berkembang menjadi semacam kelompok mafia dunia kejahatan yang terdiri atas preman-preman yang sangat meresahkan masyarakat.

d. Penyimpangan Primer ( Primary Deviation )

Penyimpangan ini dilakukan oleh seseorang, di mana hanya bersifat temporer atau sementara dan tidak berulang-ulang. Individu yang melakukan penyimpangan ini masih dapat diterima oleh masyarakat karena hidupnya tidak didominasi oleh pola perilaku menyimpang tersebut dan di lain kesempatan tidak akan melakukannya lagi. Misalnya seorang siswa yang terlambat masuk sekolah karena ban sepeda motornya bocor, seseorang yang menunda pembayaran pajak karena alasan keuangan yang tidak mencukupi, atau pengemudi kendaraan bermotor yang sesekali melanggar rambu-rambu lalu lintas.

e. Penyimpangan Sekunder ( Secondary Deviation )

Penyimpangan ini dilakukan oleh seseorang secara terusmenerus, sehingga akibatnya pun cukup parah serta mengganggu orang lain. Dalam penyimpangan ini, seseorang secara khas memperlihatkan perilaku menyimpang yang secara umum dikenal sebagai seorang yang menyimpang. Masyarakat tidak dapat menerima dan tidak menghendaki individu semacam itu hidup bersama dalam masyarakat mereka. Misalnya seorang siswa yang sering tidak masuk sekolah tanpa keterangan. Contoh lainnya adalah seseorang yang sering mabuk-mabukan baik di rumah, di pesta, maupun di tempat umum serta seseorang yang sering melakukan pencurian, perampokan, dan tindak kriminal lainnya.

Bentuk-bentuk penyimpangan tersebut harus diatasi karena penyimpangan menyangkut masalah mental perilaku. Misalnya, melalui berbagai penataran, pendidikan keagamaan, pemulihan disiplin, serta pelatihan-pelatihan lainnya.

4. Ciri-Ciri Perilaku Menyimpang

Kita tahu bahwa perilaku menyimpang merupakan tindakan yang tidak dikehendaki oleh masyarakat karena telah melanggar norma atau aturan-aturan yang berlaku. Namun tetap saja perilaku menyimpang itu ada dalam masyarakat. Ada beberapa kriteria yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi suatu tindakan dikatakan sebagai perilaku menyimpang. Tahukah kamu, ciri-ciri apa sajakah yang dimaksud? Menurut Paul B. Horton, penyimpangan sosial memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

a. Penyimpangan Harus Dapat Didefinisikan

Suatu perbuatan anggota masyarakat dapat dikatakan menyimpang apabila memang didefinisikan sebagai menyimpang. Perilaku menyimpang bukanlah semata-mata ciri tindakan yang dilakukan orang, melainkan akibat dari adanya peraturan dan penerapan sanksi yang dilakukan oleh orang lain terhadap perilaku tersebut. Singkatnya, penilaian menyimpang tidaknya suatu perilaku harus berdasar kriteria tertentu dan diketahui penyebabnya.

b. Penyimpangan Bisa Diterima Bisa juga Ditolak

Perilaku menyimpang ada yang positif dan negatif. Positif, apabila penyimpangan yang diterima bahkan dipuji dan dihormati, seperti penemuan baru oleh para ahli itu kadangkadang bertentangan budaya masyarakat. Sedangkan penyimpangan negatif adalah penyimpangan yang ditolak oleh masyarakat, seperti perampokan, pembunuhan terhadap etnis tertentu, dan menyebarkan teror dengan bom atau gas beracun.

c. Penyimpangan Relatif dan Mutlak

Dalam masyarakat, tidak ada seorang pun yang masuk dalam kategori sepenuhnya penurut (konformis) ataupun sepenuhnya penyimpang (orang yang benar-benar menyimpang). Orang yang termasuk kedua kategori itu justru akan mengalami kesulitan dalam kehidupannya.

Pada dasarnya semua orang normal sesekali pernah melakukan tindakan menyimpang, tetapi pada batas-batas tertentu yang bersifat relatif untuk setiap orang. Perbedaannya hanya pada frekuensi dan kadar penyimpangannya saja. Secara umum, penyimpangan yang dilakukan tiap orang cenderung relatif. Bahkan orang yang tadinya penyimpang mutlak lambat laun harus berkompromi dengan lingkungannya.

d. Penyimpangan terhadap Budaya Nyata ataukah Budaya Ideal

Budaya ideal adalah segenap peraturan hukum yang berlaku dalam suatu kelompok masyarakat. Dalam kenyataan di masyarakat, banyak anggota masyarakat yang tidak patuh terhadap segenap peraturan resmi tersebut. Jadi antara budaya nyata dengan budaya ideal selalu terjadi kesenjangan. Artinya, peraturan yang telah menjadi pengetahuan umum dalam kenyataan sehari-hari cenderung banyak dilanggar. Contohnya peraturan mengenai penggunaan helm pada saat mengendarai sepeda motor. Banyak masyarakat yang melanggar peraturan tersebut, di mana kita dapat melihat di jalan-jalan banyak orang mengendarai sepeda motor tanpa memakai helm.

e. Terdapat Norma-Norma Penghindaran dalam Penyimpangan

Norma penghindaran ini muncul apabila pada suatu masyarakat terdapat nilai atau norma yang melarang suatu perbuatan yang ingin sekali diperbuat oleh banyak orang. Apakah norma penghindaran itu? Pola perbuatan yang dilakukan orang untuk memenuhi keinginan mereka, tanpa harus menentang nilai-nilai tata kelakuan secara terbuka. Jadi, norma-norma penghindaran merupakan suatu bentuk penyimpangan perilaku yang bersifat setengah melembaga ( semi-institusionalized ).

f. Penyimpangan Sosial Bersifat Adaptif (Menyesuaikan)

Tidak selamanya penyimpangan sosial menjadi ancaman bagi kehidupan masyarakat, karena kadang-kadang dapat dianggap sebagai alat pemelihara stabilitas sosial. Perilaku apa yang kita harapkan dari orang lain, apa yang orang lain inginkan dari kita, serta wujud masyarakat seperti apa yang pantas bagi sosialisasi anggotanya. Di lain pihak, perilaku menyimpang merupakan salah satu cara untuk menyesuaikan kebudayaan dengan perubahan sosial. Tidak ada masyarakat yang mampu bertahan dalam kondisi statis untuk jangka waktu yang lama. Masyarakat yang terisolasi sekalipun akan mengalami perubahan. Ledakan penduduk, perubahan teknologi, serta hilangnya kebudayaan lokal dan tradisional mengharuskan banyak orang menerapkan norma-norma baru.

5. Sifat-Sifat Perilaku Menyimpang

Dalam masyarakat kita mengenal dua sifat perilaku menyimpang yaitu perilaku menyimpang yang bersifat positif dan perilaku menyimpang yang bersifat negatif.

a. Penyimpangan yang Bersifat Positif

Penyimpangan yang bersifat positif adalah penyimpangan yang tidak sesuai dengan aturan-aturan atau norma-norma yang berlaku, tetapi mempunyai dampak positif terhadap sistem sosial. Atau dengan kata lain, penyimpangan yang terarah pada nilai-nilai sosial yang ideal (didambakan) walaupun cara atau tindakan yang dilakukan itu seolah-olah atau tampaknya menyimpang dari norma yang berlaku, padahal sebenarnya tidak. Seseorang dikatakan menyimpang secara positif apabila dia berusaha merealisasikan suatu citacita, namun masyarakat pada umumnya menolak atau tidak dapat menerima caranya. Akibatnya orang tersebut akan menerima celaan dari masyarakat. Dapatkah kamu menyebutkan contoh-contohnya?

b. Penyimpangan yang Bersifat Negatif

Penyimpangan negatif adalah kecenderungan bertindak ke arah nilai-nilai sosial yang dipandang rendah dan akibatnya selalu buruk. Jenis tindakan seperti ini dianggap tercela dalam masyarakat. Si pelaku bahkan bisa dikucilkan dari masyarakat. Bobot penyimpangan negatif itu diukur menurut kaidah susila dan adat istiadat, sehingga sanksi yang diberikan kepada pelanggarnya dinilai lebih berat daripada pelanggaran terhadap tata cara dan sopan santun. Contohnya pencurian, perampokan, pelacuran, dan pemerkosaan.

6. Tipe-Tipe Perilaku Menyimpang

Menurut Robert M.Z. Lawang, perilaku menyimpang dapat digolongkan menjadi empat tipe, yaitu tindakan kriminal atau kejahatan, penyimpangan seksual, penyimpangan dalam bentuk pemakaian atau konsumsi secara berlebihan, serta penyimpangan dalam gaya hidup ( lifestyle ).

a. Tindakan Kriminal atau Kejahatan

Tindakan kriminal merupakan suatu bentuk penyimpangan yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok terhadap nilai dan norma atau peraturan perundang-undangan yang berlaku di masyarakat. Kita mengenal dua jenis kejahatan seperti yang tercantum dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, yaitu violent offenses dan property offenses .

1) Violent offenses atau kejahatan yang disertai dengan kekerasan pada orang lain, seperti pembunuhan, penganiayaan, pemerkosaan, dan lain sebagainya. 2) Property offenses atau kejahatan yang menyangkut hak milik orang lain, seperti perampasan, pencurian tanpa kekerasan, dan lain sebagainya. Sementara itu Light, Keller, dan Callhoun dalam bukunya yang berjudul Sociology (1989) membedakan kejahatan menjadi empat tipe, yaitu crime without victim, organized crime, white collar crime, dan corporate crime.

1) White Collar Crime (Kejahatan Kerah Putih)

Kejahatan ini mengacu pada kejahatan yang dilakukan oleh orang yang terpandang atau berstatus tinggi dalam hal pekerjaannya. Contohnya penghindaran pajak, penggelapan uang perusahaan, manipulasi data keuangan sebuah perusahaan (korupsi), dan lain sebagainya.

2) Crime Without Victim (Kejahatan Tanpa Korban)

Kejahatan tidak menimbulkan penderitaan pada korban secara langsung akibat tindak pidana yang dilakukan. Contohnya berjudi, mabuk, dan hubungan seks yang tidak sah tetapi dilakukan secara sukarela.

3) Organized Crime (Kejahatan Terorganisir)

Kejahatan ini dilakukan secara terorganisir dan berkesinambungan dengan menggunakan berbagai cara untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan (biasaya lebih ke materiil) dengan jalan menghindari hukum. Contohnya penyedia jasa pelacuran, penadah barang curian, perdagangan perempuan ke luar negeri untuk komoditas seksual, dan lain sebagainya.

4) Corporate Crime (Kejahatan Korporasi)

Kejahatan ini dilakukan atas nama organisasi formal dengan tujuan menaikkan keuntungan dan menekan kerugian. Lebih lanjut Light, Keller, dan Callhoun membagi tipe kejahatan korporasi ini menjadi empat, yaitu kejahatan terhadap konsumen, kejahatan terhadap publik, kejahatan terhadap pemilik perusahaan, dan kejahatan terhadap karyawan.

b. Penyimpangan Seksual

Penyimpangan seksual adalah perilaku seksual yang tidak lazim dilakukan oleh masyarakat. Adapun beberapa jenis perilaku ini di antaranya adalah sebagai berikut.

1) Perzinaan, yaitu hubungan seksual di luar nikah.

2) Homoseksual, yaitu hubungan seksual yang dilakukan dengan sesama jenis. Homoseksual dibedakan atas lesbian dan homoseks. Lesbian adalah sebutan bagi wanita yang melakukan hubungan seksual dengan sesama wanita, sedangkan homoseks adalah sebutan bagi pria yang melakukan hubungan seksual dengan sesama pria.

3) Kumpul kebo, yaitu hidup bersama seperti suami istri, namun tanpa ada ikatan pernikahan.

4) Sadomasochist , yaitu pemuasan nafsu seksual dengan melakukan penyiksaan terhadap pasangannya.

5) Paedophilia , yaitu memuaskan keinginan seksual yang dilampiaskan kepada anak kecil.

6) Sodomi, yaitu hubungan seksual yang dilakukan melalui anus atau dubur.

7) Gerontophilia , yaitu hubungan seksual yang dilakukan dengan orang-orang lanjut usia.

c. Penyimpangan dalam Bentuk Pemakaian atau Konsumsi Berlebihan

Penyimpangan ini biasanya diidentikkan dengan pemakaian dan pengedaran narkoba atau obat-obatan terlarang serta alkoholisme. Hal ini lebih banyak terjadi pada kaum remaja karena perkembangan emosi mereka yang belum stabil dan cenderung ingin mencoba serta adanya rasa keingintahuan yang besar terhadap suatu hal.

Menurut Dr. Graham Baliane (Kartini Kartono, 1992) kaum muda atau remaja lebih mudah terjerumus pada penggunaan narkotika karena faktor-faktor sebagai berikut.

1) Ingin membuktikan keberaniannya dalam melakukan tindakan berbahaya.

2) Ingin menunjukkan tindakan menentang terhadap orang tua yang otoriter.

3) Ingin melepaskan diri dari kesepian dan memperoleh pengalaman emosional.

4) Ingin mencari dan menemukan arti hidup.

5) Ingin mengisi kekosongan dan kebosanan.

6) Ingin menghilangkan kegelisahan.

7) Solidaritas di antara kawan.

8) Ingin tahu.

Penggunaan obat-obatan terlarang dan alkohol secara berlebih dilarang oleh hukum karena dapat mendorong terjadinya tindak kriminal yang lain. Selain dapat membahayakan diri sendiri dan orang lain. Bahaya terhadap diri sendiri, antara lain dapat merusak organ-organ tubuh, sehingga tidak berfungsi sempurna, bahkan susunan syaraf yang berfungsi sebagai pengendali daya pikir turut pula dirusak. Akibatnya tidak dapat berpikir secara rasional dan cenderung untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang menyimpang dari nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat.

d. Penyimpangan dalam Bentuk Gaya Hidup

Di masyarakat, kita bisa menemukan berbagai gaya hidup yang antara orang yang satu dengan orang yang lain mungkin terdapat perbedaan-perbedaan. Gaya hidup setiap orang bisa dipengaruhi oleh lingkungan, pendapatan, kemampuan pribadi, dan lain-lain. Namun demikian gaya hidup seseorang juga dapat menimbulkan suatu penyimpangan dalam masyarakat. Gaya hidup yang bagaimanakah itu? Ada dua bentuk penyimpangan dalam gaya hidup yang lain dari biasanya, yaitu sikap organisasi dan sikap eksentrik.

1) Sikap arogansi adalah kesombongan terhadap sesuatu yang dimilikinya seperti kekayaan, kekuasaan, dan kepandaian. Atau bisa saja sikap itu dilakukan untuk menutupi kekurangannya.

2) Sikap eksentrik adalah perbuatan yang menyimpang dari biasanya, sehingga dianggap aneh. Misalnya anak lakilaki memakai anting-anting, berambut panjang.

7. Teori-Teori Perilaku Menyimpang

Dalam sosiologi dikenal berbagai teori yang membahas perilaku menyimpang, yaitu Teori Pergaulan Berbeda, Teori Fungsi, dan Teori Tipologi Adaptasi.

a. Teori Pergaulan Berbeda ( Differential Association )

Teori ini dikemukakan oleh Edwin H. Sutherland . Menurut teori ini, penyimpangan bersumber dari pergaulan dengan sekelompok orang yang telah menyimpang. Penyimpangan diperoleh melalui proses alih budaya (cultural transmission) . Melalui proses ini seseorang mempelajari suatu subkebudayaan menyimpang (deviant subculture).

Contohnya perilaku siswa yang suka bolos sekolah. Perilaku tersebut dipelajarinya dengan melakukan pergaulan dengan orang-orang yang sering bolos sekolah. Melalui pergaulan itu ia mencoba untuk melakukan penyimpangan tersebut, sehingga menjadi pelaku perilaku menyimpang.

b. Teori Labelling

Teori ini dikemukakan oleh Edwin M. Lemert . Menurut teori ini, seseorang menjadi penyimpang karena proses labelling yang diberikan masyarakat kepadanya. Maksudnya adalah pemberian julukan atau cap yang biasanya negatif kepada seseorang yang telah melakukan penyimpangan primer (primary deviation ) misalnya pencuri, penipu, pemerkosa, pemabuk, dan sebagainya. Sebagai tanggapan terhadap cap itu, si pelaku penyimpangan kemudian mengidentifikasikan dirinya sebagai penyimpang dan mengulangi lagi penyimpangannya sehingga terjadi dengan penyimpangan sekunder ( secondary deviation) . Alasannya adalah sudah terlanjur basah atau kepalang tanggung.

c. Teori Fungsi

Teori ini dikemukakan oleh Emile Durkheim . Menurut teori ini, keseragaman dalam kesadaran moral semua anggota masyarakat tidak dimungkinkan karena setiap individu berbeda satu sama lain. Perbedaan-perbedaan itu antara lain dipengaruhi oleh faktor lingkungan, fisik, dan keturunan. Oleh karena itu dalam suatu masyarakat orang yang berwatak jahat akan selalu ada, dan kejahatanpun juga akan selalu ada. Durkheim bahkan berpandangan bahwa kejahatan perlu bagi masyarakat, karena dengan adanya kejahatan, maka moralitas dan hukum dapat berkembang secara normal.

d. Teori Konflik

Teori ini dikembangkan oleh penganut Teori Konflik Karl Marx . Para penganut teori ini berpandangan bahwa kejahatan terkait erat dengan perkembangan kapitalisme. Sehingga perilaku menyimpang diciptakan oleh kelompokkelompok berkuasa dalam masyarakat untuk melindungi kepentingan mereka sendiri. Pandangan ini juga mengatakan bahwa hukum merupakan cerminan kepentingan kelas yang berkuasa dan sistem peradilan pidana mencerminkan nilai dan kepentingan mereka.

e. Teori Tipologi Adaptasi

Dengan menggunakan teori ini, Robert K. Merton mencoba menjelaskan penyimpangan melalui struktur sosial. Menurut teori ini, struktur sosial bukan hanya menghasilkan perilaku yang konformis saja, tetapi juga menghasilkan perilaku menyimpang. Dalam struktur sosial dijumpai tujuan atau kepentingan, di mana tujuan tersebut adalah halhal yang pantas dan baik. Selain itu, diatur juga cara untuk meraih tujuan tersebut. Apabila tidak ada kaitan antara tujuan (cita-cita) yang ditetapkan dengan cara untuk mencapainya, maka akan terjadi penyimpangan.

Dalam hal ini Merton mengemukakan tipologi cara-cara adaptasi terhadap situasi, yaitu konformitas, inovasi, ritualisme, pengasingan diri, dan pemberontakan (keempat yang terakhir merupakan perilaku menyimpang). Perhatikan tabel di bawah ini.

Tanda '+' berarti ada penyelarasan, di mana warga masyarakat menerima nilai-nilai sosiobudaya atau norma-norma yang ada, sedangkan tanda '-' berarti menolaknya. Adapaun tanda '+/-' menunjuk pada pola-pola perilaku yang menolak serta menghendaki nilai-nilai dan norma-norma yang baru.

Keterangan:

1. Konformitas ( conformity ) , merupakan cara adaptasi dimana pelaku mengikuti tujuan dan cara yang ditentukan oleh masyarakat. Misalnya Gaelan belajar dengan sungguh-sungguh agar nilai ulangannya bagus.

2. Inovasi ( inovation ), terjadi apabila seseorang menerima tujuan yang sesuai dengan nilai-nilai budaya yang diidamkan masyarakat, tetapi menolak norma dan kaidah yang berlaku. Misalnya untuk memperoleh Surat Izin Mengemudi (SIM), Arif tidak mengikuti ujian, melainkan melalui calo.

3. Ritualisme ( ritualism ), terjadi apabila seseorang menerima cara-cara yang diperkenankan secara kultural, namun menolak tujuan-tujuan kebudayaan. Misalnya, walaupun tidak mempunyai keahlian atau keterampilan di bidang komputer, Mita berusaha untuk mendapatkan

ijazah itu agar diterima kerja di perusahaan asing.

4. Pengasingan diri ( retreatism ), timbul apabila seseorang menolak tujuan-tujuan yang disetujui maupun cara-cara pencapaian tujuan tersebut. Dengan kata lain, pengasingan diri terjadi apabila nilai-nilai sosial budaya yang berlaku tidak dapat dicapai melalui cara-cara yang telah ditetapkan. Misalnya tindakan siswa yang membakar gedung sekolahnya karena tidak lulus Ujian Akhir Nasional.

5. Pemberontakan ( rebellion ), terjadi apabila seseorang menolak sarana maupun tujuan yang disahkan oleh kebudayaan dan menggantikannya dengan yang lain. Misalnya pemberontakan G 30S/PKI yang ingin mengganti ideologi Pancasila dengan ideologi komunis

Tuesday 10 May 2011

Les Paul Black Beauty


22 Frets, Solid atas, 2-volume, 2-nada pot, 3 way pickup selector, 3 humbuckers. Passive humbuckers with covers. humbuckers Pasif dengan cover. Mahogany body, Ebony Black with Creme Binding on neck, headstock, body front and body back. tubuh Mahogany, Ebony Hitam dengan Creme Mengikat pada leher, headstock, depan tubuh dan tubuh kembali.
Ada beberapa masalah meskipun, yang mengapa gitar ini adalah harga. Pick up is absolute rubbish and need to be replaced. Pick up yang mutlak sampah dan perlu diganti. That is, unless you are happy with the effort to create a flat muddy sound that PAF type pickups offer. Artinya, kecuali jika Anda puas dengan upaya untuk menciptakan suara datar yang berlumpur PAF pickup jenis tawarkan. Have put Seymour Duncan 59s in all positions and they are fantastic. Telah menempatkan Seymour Duncan 59s di semua posisi dan mereka yang fantastis. Tuner has a very high gear ratios so that fine tuning and fast tune during a gig is a pain. Tuner memiliki rasio roda gigi yang sangat tinggi sehingga fine tuning dan tune cepat selama manggung adalah rasa sakit. eventually switch and input jack you will probably fail on you too, and pots are also garbage. akhirnya switch dan jack input Anda mungkin akan gagal pada Anda juga, dan pot juga sampah. But if you do this upgrade, you do not feel like you've wasted your money. Tetapi jika Anda melakukan upgrade ini, Anda tidak merasa seperti Anda telah membuang-buang uang Anda. This will change the guitar worth a pretty damn good guitar. Hal ini akan mengubah gitar senilai gitar bagus cukup sialan.

Epiphone Les Paul Black Beauty Features: Epiphone Les Paul Black Beauty Fitur:

* Solid mahogany body Solid mahoni tubuh
* Set mahogany neck Set mahoni leher
* Slim-tapered neck profile Slim-tapered neck profile
* 22-fret rosewood fingerboard 22-fret rosewood fingerboard
* 24-3/4″ scale 24-3/4 "skala
* 1.68″ nut width 1,68 "kacang lebar
* 3 Alnico Classic humbuckers 3 Alnico Classic humbuckers
* LockTone LockTone Tune-O-Matic bridge and stopbar tailpiece for more sustain and easier string changing LockTone LockTone jembatan Tune-O-Matic dan tailpiece stopbar untuk string lebih mempertahankan dan lebih mudah berubah
* Cream binding on body, fingerboard, and headstock mengikat tubuh Cream, fingerboard, dan headstock
* Block pearloid inlays Blok pearloid Inlays
* Gold hardware Gold hardware

POD HD 500



HD500 POD ®
16 HD Amp Models 16 Model Amp HD
100+ Effect Models 100 + Efek Model
Up to 8 Simultaneous Effects Sampai dengan 8 Simultaneous Effects
512 Preset Locations 512 Preset Lokasi
48-second Looper 48-second Looper
1/4" Guitar Input 1 / 4 "Input Guitar
1/4" Aux Input 1 / 4 Input "Aux
XLR Input + Microphone Preamp XLR Input + Preamp Microphone
Variax Digital Input (VDI) Variax Digital Input (VDI)
MP3/CD Input MP3/CD Input
Unbalanced 1/4" Outputs Seimbang 1 / 4 "Keluaran
Balanced XLR Outputs Balanced XLR Output
1/4" Stereo Headphone Output 1 / 4 "Output Stereo Headphone
S/PDIF Output S / PDIF Output
1/4" Stereo FX Send/Return 1 / 4 "FX Stereo Kirim / Kembali
5-Pin MIDI Input + Output/Thru 5-Pin MIDI Input + Output / Thru
Expression Pedal Expression Pedal
Aux Expression Pedal Jack Ekspresi Aux Pedal Jack
Chromatic Tuner Chromatic Tuner
Tap Tempo Tekan Tempo
Assignable MIDI Footswitch Controls Ditetapkan Footswitch MIDI Kontrol
USB USB
L6 LINK™ L6 LINK ™
Software Editor/Librarian Software Editor / Pustakawan
Metal Chassis, Pedal and Footswitches Chassis Logam, Pedal dan footswitches
Line 6 POD HD 500 Review
Pod HD: Is It For You? Pod HD: Is It Untuk Anda?
By Red Led on 10/19/2010 Dengan Red Led pada 2010/10/19
Overview [ hide ] Tinjauan [ hide ]
1. Connectors, Connectors, Connectors Konektor, Konektor, Konektor
2. Browsing Browsing
3. Effects We Love Efek Kami Cinta
4. HD Modeling (what about 3D?) HD Modeling (apa tentang 3D?)
5. In Use Dalam Gunakan
6. Conclusion Kesimpulan
The new Pod has arrived, after three long years of waiting — ever since the launch of the Pod X3, which provided the same models as its big brother, the Pod XT, and thus disappointed most guitar players. Pod baru telah tiba, setelah tiga tahun yang panjang menunggu - sejak peluncuran Pod X3, yang menyediakan model yang sama sebagai saudara besar, XT Pod, dan dengan demikian pemain gitar yang paling kecewa. This time, Line 6 engineers have been really busy developing new models to be hosted in three new pedalboards. Kali ini, Line 6 teknisi telah benar-benar sibuk mengembangkan model baru untuk menjadi host di tiga pedalboards baru. We tested the flagship of the range: the Pod HD 500. Kami menguji unggulan dari rentang: Pod HD 500.
The new Pod HD Series includes three products: the Pod HD 300 ($330), the Pod HD 400 ($400) and the Pod HD 500 ($500). Pod baru HD Seri meliputi tiga produk: HD Pod 300 ($ 330), HD Pod 400 ($ 400) dan HD Pod 500 ($ 500). The main differences between them are the number of integrated effects, the memory size of the loop recorder/player and the connections. Perbedaan utama antara mereka adalah jumlah efek terintegrasi, ukuran memori dari perekam loop / pemain dan koneksi. We will examine thoroughly the Pod HD 500, the flagship of the series that provides about one hundred effects, a 48-second loop recorder/player, 16 new "HD" models (join the hype!) and comprehensive connections. Kami akan memeriksa secara menyeluruh Pod HD 500, unggulan dari seri yang menyediakan sekitar seratus efek, loop recorder 48 detik / player, 16 baru "HD" model (bergabung hype!) Dan koneksi komprehensif.
This new series does away with previous models which were beginning to show their age. Seri baru ini tidak jauh dengan model-model sebelumnya yang mulai menunjukkan usia mereka. Behind the rather surprising "HD" label, you'll find new models that will take up the biggest part of this review. Dibalik label agak mengejutkan "HD", Anda akan menemukan model-model baru yang akan mengambil bagian terbesar dari review ini.

But let's start by unpacking the pedalboard, whose design takes after its older brother, the Pod X3 Live: a display on the left, an expression pedal on the right, pots on the top and footswtiches at the bottom. Tapi mari kita mulai dengan membongkar pedalboard, desain yang mengambil setelah saudara yang lebih tua, Pod X3 Live: tampilan di sebelah kiri, ekspresi pedal di sebelah kanan, pot di bagian atas dan footswtiches di bagian bawah. "Why change a winning horse," you ask? "Mengapa perubahan kuda menang," meminta Anda? Specially considering that the Pod X3 Live had pretty good ergonomics... Khususnya mengingat Pod X3 Live telah ergonomi cukup bagus ... "Old" users won't be put off, quite the opposite! "Lama" pengguna tidak akan ditunda, justru sebaliknya! The plastic chrome knobs (a bit cheap, I must admit) have been replaced with black knobs that feel a bit more confident. Tombol-tombol krom plastik (yang murah sedikit, saya harus mengakui) telah digantikan dengan tombol-tombol hitam yang merasa sedikit lebih percaya diri. The expression pedal is also new and seems quite sturdy. Ekspresi pedal juga baru dan tampaknya cukup kokoh. On the contrary, the quality footswitches are the same and the unit is still very bulky. Sebaliknya, para footswitches kualitas adalah sama dan unit masih sangat besar. But considering the number of footswitches (12) and in/out connectors it has, we can hardly imagine how the manufacturer could have made it more compact... Tetapi mengingat banyaknya footswitches (12) dan in / out konektor yang dimilikinya, kita tidak bisa membayangkan bagaimana produsen bisa membuatnya lebih kompak ... The look of Line 6 products becomes drier every year, which is not a bad thing. Tampilan Line 6 produk menjadi kering setiap tahun, yang bukan merupakan hal yang buruk. The Pod HD 500 has less chrome than its older brother and its dark gray metal housing makes it more trendy. Pod HD 500 memiliki kurang krom dari saudara yang lebih tua dan perumahan logam abu-abu gelap yang membuatnya lebih trendi. The unit looks rugged enough, even though the plastic encoders (protected with a metal rod) and the multi-directional button on the right of the display seem flimsy. Unit ini tampak cukup kasar, meskipun encoders plastik (dilindungi dengan batang logam) dan tombol multi-arah di sebelah kanan layar tampak tipis.
Now, let's take a look at the rear panel of the device... Sekarang, mari kita lihat di panel belakang perangkat ...
Connectors, Connectors, Connectors Konektor, Konektor, Konektor

You'll immediately notice that the Pod HD 500 has very comprehensive connections: the rear panel sports 20 connectors. Anda segera akan melihat bahwa Pod HD 500 memiliki hubungan yang sangat komprehensif: olahraga panel belakang 20 konektor. Inputs: 1/4" jack for a second expression pedal, guitar input, 1/8" jack for a CD/MP3 player, aux input for a second instrument, XLR mic input with input level control, and Variax input for the Line 6 guitar, which provides many advantages. Input: 1 / 4 "jack untuk sebuah ekspresi kedua pedal, input gitar, 1 / 8" jack untuk pemutar CD/MP3, aux input untuk instrumen kedua, input XLR mic dengan kontrol input level, dan masukan Variax untuk Line 6 gitar, yang memberikan banyak keuntungan. Note that the mic, guitar, Variax, and aux inputs can be freely assigned to one of the two signal chains. Perhatikan bahwa gitar, mic, Variax, dan input aux dapat secara bebas ditugaskan ke salah satu dari dua rantai sinyal. In short, you can connect two guitars and get a fully different sound for each one. Singkatnya, Anda dapat menghubungkan dua gitar dan mendapatkan suara sepenuhnya berbeda untuk masing-masing.
Outputs: line outs on unbalanced 1/4" TRS jacks and balanced XLR connectors, headphones out, and a so-called "L6 Link" you can use with the DT50, the manufacturer's new amp. The L6 Link allows you to control up to four amps(!) with the footboard and vice versa. In this case, both units are synced and the amp will even have the ability to switch between different modes (class A, class A/B, biasing method, negative feedback...) depending on the preset selected in the HD500. Moreover, if you play a Variax guitar, you'll have the possibility to control everything with your feet. Not bad, hey! The HD 500 also features a coaxial S/PDIF out delivering a 24bit/96-kHz signal. Keluaran:. Line out pada tidak seimbang 1 / 4 "jack TRS dan konektor XLR seimbang, headphone keluar, dan apa yang disebut" Link L6 "dapat Anda gunakan dengan DT50 ini, amp baru produsen Link L6 memungkinkan Anda untuk mengontrol hingga empat amp dengan kaki ranjang dan sebaliknya (!). Dalam hal ini, kedua unit amp disinkronisasikan dan bahkan akan memiliki kemampuan untuk beralih di antara modus yang berbeda (kelas A, kelas A / B, biasing metode, umpan balik negatif ... ) tergantung pada preset yang dipilih dalam HD500, apalagi, jika Anda bermain gitar Variax, Anda akan memiliki kemungkinan untuk mengendalikan segala sesuatu dengan kaki Anda Tidak buruk,. hey! HD 500 juga memiliki fitur coaxial S / PDIF out menyampaikan. 24bit/96-kHz sinyal.

An effect loop is also included: one stereo TRS 1/4" jack for FX send and a pair of mono TS 1/4" jacks for FX return. Sebuah loop efek juga termasuk: TRS stereo satu 1 / 4 "jack untuk FX mengirim dan sepasang mono 1 / 4 TS" jack untuk kembali FX. A selector allows you to choose stompbox or line level for the FX loop. pemilih Sebuah memungkinkan Anda untuk memilih tingkat stompbox atau garis untuk loop FX. Perfect! Sempurna! You also get MIDI in/out connectors as well as a USB port that allows you to use the Pod with a digital audio interface and also edit presets with the POD HD500 Edit software (Mac and Windows compatible). Anda juga mendapatkan MIDI in / out konektor serta port USB yang memungkinkan Anda untuk menggunakan Pod dengan antarmuka audio digital dan juga mengedit preset dengan HD500 POD Edit perangkat lunak (Mac dan Windows yang kompatibel). This software editor allows you to easily manage and edit presets thanks to its well-achieved GUI. Hal ini editor software memungkinkan Anda untuk dengan mudah mengatur dan mengedit berkat preset untuk yang GUI baik dicapai. All settings are transferred to the Pod in real time! Semua pengaturan akan ditransfer ke Pod secara real time!
Do note the lack of an on/off switch, which means the device is on as soon as you connect it to the power outlet. Apakah dicatat tidak adanya on / off, yang berarti perangkat pada segera setelah Anda terhubung ke stopkontak. This solution is not very practical for home use but it can avoid unwanted switch-off problems on stage! Solusi ini sangat tidak praktis untuk digunakan di rumah tetapi dapat menghindari yang tidak diinginkan switch-off masalah di atas panggung!
Also notice that there are three switches on the front panel that affect the connections: one activates a pad to attenuate the guitar input level in case your active pickups are too powerful for the POD; another one, called "XLR Ground Lift," allows you to avoid ground loops in the XLR outs; and the last one allows you to select line or instrument signal level for the 1/4" outputs so you can connect the POD to the guitar input of your amp. Juga melihat bahwa ada tiga switch di panel depan yang mempengaruhi koneksi: satu mengaktifkan pad untuk meredam tingkat gitar masukan dalam kasus pickup aktif Anda terlalu kuat untuk POD, satu lagi, yang disebut "Angkat Ground XLR," memungkinkan Anda untuk menghindari loop tanah pada menyendiri XLR, dan yang terakhir memungkinkan Anda untuk memilih baris atau tingkat instrumen sinyal untuk 1 / 4 "output agar anda dapat terhubung POD ke input gitar dari amp Anda.
Now, let's take a look at the settings and browsing... Sekarang, mari kita lihat pengaturan dan browsing ...
Browsing Browsing

The first thing you'll notice is that Line 6 changed the Pod's main display. Hal pertama yang akan Anda perhatikan adalah bahwa Line 6 mengubah tampilan utama Pod itu. Now the information displayed, corresponding to the effects chain, is pretty clear. Sekarang informasi yang ditampilkan, sesuai dengan rantai efek, cukup jelas. You can easily browse along the effects chain using the Move control on the right side of the display to activate/deactivate an effect, move it within one of the two effects chains (everything is possible), and also to select and edit it. Anda dapat dengan mudah menelusuri sepanjang rantai efek menggunakan Move kontrol pada sisi kanan layar untuk mengaktifkan / menonaktifkan berpengaruh, memindahkannya dalam satu dari dua rantai efek (semuanya mungkin), dan juga untuk memilih dan mengeditnya. The four rotary encoders below the display can take different functions and generally allow you to edit the four parameters displayed at the bottom of the screen. Keempat encoders rotary di bawah tampilan dapat mengambil fungsi yang berbeda dan umumnya memungkinkan Anda untuk mengedit empat parameter ditampilkan di bagian bawah layar. Browsing is very easy and I needed only a few minutes to learn the interface: no need to dive into the user's manual, which you'd have to download from the Line 6 website because the product is sold only with a small printed quick guide. Browsing sangat mudah dan saya hanya membutuhkan beberapa menit untuk mempelajari antarmuka: tidak perlu menyelam ke manual pengguna, yang Anda harus men-download dari situs web 6 Line karena produk tersebut dijual hanya dengan panduan singkat kecil dicetak.
The rotary encoder to the left of the display allows you to browse the presets or to display the setlists when depressed. The rotary encoder di sebelah kiri layar memungkinkan Anda untuk menelusuri preset atau untuk menampilkan setlists saat ditekan. Setlists? Setlists? A setlist includes 16 banks of four presets (A, B, C, and D) for a total of 64 presets. setlist A mencakup 16 bank dari empat preset (A, B, C, dan D) dengan total 64 preset. Given that the Pod provides the user with eight setlists, you can store up to 512 presets in the unit! Mengingat bahwa Pod menyediakan pengguna dengan delapan setlists, Anda dapat menyimpan hingga 512 preset di unit tersebut! That ought to be enough... Itu harus cukup ...

You can also browse effects with the footswitches. Anda juga dapat menelusuri efek dengan footswitches. The two footswitches on the left allow you to browse the banks while a footswitch is assigned to each preset (A, B, C, and D). Kedua footswitches di sebelah kiri memungkinkan Anda untuk menelusuri suatu bank sementara footswitch ditugaskan untuk setiap preset (A, B, C, dan D). The other footswitches placed above these two allow you to activate/deactivate any effect in the chain: just select them in the preset options. Yang footswitches lainnya ditempatkan di atas kedua memungkinkan Anda untuk mengaktifkan / menonaktifkan efek dalam rantai: cukup pilih mereka dalam pilihan preset. You can even use the four additional footswitches (FS5 to FS8) to activate/deactivate effects instead of going through the preset selection in case you have a very long effects chain. Anda bahkan dapat menggunakan empat footswitches tambahan (FS5 untuk FS8) untuk mengaktifkan / menonaktifkan efek, bukan melalui pemilihan preset jika anda memiliki rantai efek yang sangat panjang. However, you also have the possibility of activating effect groups using a single footswitch. Namun, Anda juga memiliki kemungkinan kelompok mengaktifkan efek dengan menggunakan footswitch tunggal. Another footswitch can be used as a tap tempo or to enable the quite precise tuner. footswitch lain dapat digunakan sebagai tempo tekan atau untuk mengaktifkan tuner cukup tepat. Finally, the last footswitch activates the 48-second looper you can control with the previous footswitches, which are assigned to the following functions: undo, play once, pre/post (inserts the looper before or after the modeling), rec/overdub, play/stop, 1/2 speed, and reverse. Akhirnya, footswitch terakhir mengaktifkan looper 48 detik Anda dapat mengontrol dengan footswitches sebelumnya, yang ditugaskan dengan fungsi-fungsi berikut: membatalkan, bermain sekali, pre / post (menyisipkan looper sebelum atau setelah pemodelan), rec / overdub, play / stop, 1 / 2 kecepatan, dan sebaliknya.
The expression pedal is also equipped with a footswitch that allows you to switch between two functions (Exp 1 or Exp 2, indicated by LEDs). Ekspresi pedal juga dilengkapi dengan footswitch yang memungkinkan Anda untuk beralih antara dua fungsi (Exp 1 atau Exp 2, ditunjukkan dengan LED). To use it step on the top part of the pedal. Untuk menggunakan langkah pada bagian atas pedal.
Now that you can use the Pod, let's see an overview of the modelings provided. Sekarang Anda dapat menggunakan Pod, mari kita lihat gambaran dari pemodelan disediakan.
Effects We Love Efek Kami Cinta
When it comes to effects, Line 6 resorts to the M range; more precisely to the M13 (already tested by AudioFanzine) and M9 effect boards. Ketika datang ke efek, Line 6 resort dengan rentang M, lebih tepatnya ke papan efek M13 (sudah diuji oleh AudioFanzine) dan M9. Thus, you get hundreds of effects (the complete list is available here: http://line6.com/podhd/effects.html ) covering almost every need: from reverb to distortion, graphic EQ, octaver, synth, wah, and much weirder effects that will probably appeal only to a few of you. Dengan demikian, Anda mendapatkan ratusan efek (daftar lengkap tersedia di sini: http://line6.com/podhd/effects.html ) meliputi hampir setiap kebutuhan: dari reverb untuk distorsi, grafis EQ, octaver, synth, wah, dan banyak aneh efek yang mungkin akan menarik hanya untuk beberapa dari Anda.

We all know the quality so it's no surprise. Kita semua tahu kualitas sehingga tidak mengherankan. But it is worth mentioning that the Pod HD 500 is very versatile and it allows the user to make almost anything he wants to: chain three choruses, two delays, insert them pre or post amp... Tetapi perlu menyebutkan bahwa HD 500 Pod sangat fleksibel dan memungkinkan pengguna untuk membuat hampir segala sesuatu ia ingin: tiga rantai chorus, dua penundaan, memasukkan mereka pra atau pasca amp ... In short, the user is only limited by the global effects number (eight, which isn't too bad at all...) and by the Pod's processor power that manages resources dynamically. Singkatnya, pengguna hanya dibatasi oleh jumlah efek global (, delapan yang tidak terlalu buruk sama sekali ...) dan dengan daya prosesor Pod yang mengelola sumber daya secara dinamis. Some effects use more resources than others (the reverb and pitch shifter effects are quite demanding). Beberapa efek menggunakan sumber daya lebih dari yang lain (efek reverb dan pitch shifter cukup menuntut). The Pod will warn you when the resources threshold is exceeded (why did you use two pitch shifters, three reverbs and two amps?!) and perhaps you'll have to make compromises. Pod akan memperingatkan Anda bila melebihi ambang batas sumber daya (mengapa Anda menggunakan pitch shifter dua, tiga reverb dan dua ampli!?) Dan mungkin Anda akan harus membuat kompromi. We regret the lack of a small indicator for the processor's status. Kami menyesali kurangnya indikator kecil untuk status prosesor. Regarding the reverbs and delays, notice that it is possible to leave the tails resonating once you deactivate the effect. Mengenai reverb dan penundaan, perhatikan bahwa adalah mungkin untuk meninggalkan ekor beresonansi setelah Anda menonaktifkan efek. That's a pretty good thing because it allows you to make smoother preset changes. Itu hal yang cukup baik karena memungkinkan Anda untuk membuat perubahan preset halus.
But the real innovation has to do with the amp models! Tetapi inovasi riil harus dilakukan dengan model amp!
HD Modeling (what about 3D?) HD Modeling (apa tentang 3D?)
These two letters stand for 16 new models (the previous ones were a bit dated). Kedua huruf berdiri selama 16 model baru (yang sebelumnya sedikit tanggal). The small number might frustrate some of the faithful Line 6 users used to having lots of amps (almost one hundred!) But the manufacturer swears new models are 10 times as precise (sic). Sejumlah kecil mungkin menggagalkan beberapa 6 pengguna setia Line digunakan untuk memiliki banyak ampli (hampir seratus!) Tapi produsen bersumpah model baru adalah 10 kali lebih tepat (sic). And in the end, 16 amps could be enough if they have been chosen correctly. Dan pada akhirnya, 16 amps bisa cukup jika mereka telah dipilih dengan benar. Here's the list: Berikut daftar:

Bogner ® Uberschall Bogner ® Uberschall
Divided by 13 JRT 9/15 Dibagi dengan 13 JRT 9 / 15
Dr. Z ® Route 66 Dr Z ® Route 66
ENGL ® Fireball 100 ENGL ® fireball 100
Fender ® Bassman ® Fender ® Bassman ®
Fender ® Blackface Deluxe Reverb ® Fender ® Deluxe Reverb ® Blackface
Fender ® Twin Reverb ® Fender Twin Reverb ® ®
Gibson ® EH-185 Gibson ® EH-185
Hiwatt ® Custom 100 (DR103) Hiwatt ® Custom 100 (DR103)
Marshall ® JCM-800 (2204) Marshall ® JCM-800 (2204)
Marshall ® JTM-45 MkII ® Marshall JTM-45 MkII
Mesa/Boogie ® Dual Rectifier ® Mesa / Boogie ® Dual Rectifier ®
Park 75 Taman 75
Supro ® S6616 Supro S6616 ®
Vox ® AC-15 Vox ® AC-15
Vox ® AC-30 (Top Boost) Vox ® AC-30 (Boost Top)
A promising selection even if some amps are missing (for example on Orange, a JCM900 and a Roland Jazz Chorus). Sebuah pilihan yang menjanjikan bahkan jika beberapa ampli yang hilang (misalnya pada Orange, sebuah JCM900 dan Roland Jazz Chorus). Line 6 will certainly extend the list with firmware updates or future Pods... Line 6 pasti akan memperpanjang daftar dengan update firmware atau Pods masa depan ... However, it's already a generous offer — and, honestly, who ever used all hundred amps of the previous Pods? Namun, ini sudah penawaran yang murah hati - dan, jujur, yang pernah menggunakan semua ratus amps dari Pods sebelumnya?
Each amp is assigned to a specific speaker and a microphone (from the seven different mics, the SM57 can be placed on or off axis). Setiap amp ditugaskan ke speaker tertentu dan mikropon (dari tujuh mic yang berbeda, SM57 dapat ditempatkan atau menonaktifkan sumbu). Of course, you can invert the pairs and try every possible combination. Tentu saja, Anda bisa invert pasangan dan mencoba setiap kombinasi yang mungkin. The amps' default speakers provide the unit with a nice plug and play capability. speaker default amp 'menyediakan unit dengan plug bagus dan kemampuan bermain.
When it comes to speakers, you get almost everything: 1x12", 2x12", 4x12", 4x10"... Ketika datang ke speaker, Anda mendapatkan hampir segalanya: 1x12 ", 2x12", 4x12 ", 4x10" ... Celestion V-30, G12 Greenback, Heritage, etc. The microphone offer is also comprehensive: SM 57, Sennheiser MD 409 and 421, a ribbon Coles 4038, a ribbon Royer 212, Neumann U 67 and U 87. Celestion V-30, G12 Greenback, Heritage, dll menawarkan mikrofon juga komprehensif: SM 57, Sennheiser MD 409 dan 421, sebuah Coles pita 4038, sebuah Royer pita 212, Neumann U 67 dan U 87. However, except for the SM57, you don't have the possibility to move the microphones and you can only adjust the first reflections of the room. Namun, kecuali untuk SM57, Anda tidak memiliki kemungkinan untuk memindahkan mikrofon dan Anda hanya dapat mengatur refleksi pertama dari ruangan. In short, you don't get a lot of parameters, but if the sound is right... Singkatnya, Anda tidak mendapatkan banyak parameter, namun jika suara yang benar ...
So, how does it sound? Jadi, bagaimana cara suara?
In Use Dalam Gunakan
We chose two guitars to test the Pod HD 500: a Gibson Les Paul Studio and a Telecaster Deluxe with P-Rails pickups. Kami memilih dua gitar untuk menguji Pod HD 500: Gibson Les Paul Studio dan Telecaster Deluxe dengan P-pickup Rails.
Let's spill our guts out first: factory presets are quite overblown, with effects everywhere and a fat make-up layer. Mari kita menumpahkan isi perut kita keluar pertama: preset pabrik cukup berlebihan, dengan efek di mana-mana dan membuat lapisan lemak-up. Furthermore, it's difficult to find your way in this mix of styles: the presets are not sorted into music styles or sound families. Selain itu, sulit untuk menemukan jalan Anda dalam campuran gaya: yang preset tidak diurutkan ke dalam gaya musik atau keluarga suara. Most effects of the M series sound very good. Kebanyakan efek suara seri M sangat baik.
Below you can listen to five examples of (very) processed tones: Di bawah ini Anda dapat mendengarkan lima contoh (sangat) nada diproses:
In order to get a better idea of the 16 new amp models, we bypassed all effects and loaded only the amp models with its matching speaker cabinet. Dalam rangka untuk mendapatkan ide yang lebih baik dari 16 model amp baru, kami melewati semua efek dan dimuat hanya model amp dengan kabinet speaker yang cocok nya.
This is what it sounded like: Ini adalah apa yang terdengar seperti:
The Fender amp models are rather convincing, especially the Twin Reverb with its full, bright sound and a very nice Bassman when it's brought to the crunch limit. Model amp Fender agak meyakinkan, terutama Twin Reverb dengan penuh suara nya, cerah dan Bassman sangat bagus ketika itu dibawa ke batas crunch. As for the Vox amps, the AC30 is fine, but the AC15 is a bit muddy in the low end. Sedangkan untuk ampli Vox, AC30 yang baik, tapi AC15 adalah berlumpur agak di low end. For the Hiwatt sound sample we played with the neck pickup first and then with the bridge pickup to check how the amp responded, and it did quite a good job. Untuk sampel Hiwatt suara kami bermain dengan pickup leher pertama dan kemudian dengan pickup jembatan untuk memeriksa bagaimana amp merespon, dan hal itu cukup pekerjaan yang baik.

Among the Marshall models we like the JTM-45 with its very pleasant crunch, and the Park 75 when it is not fully cranked up. Di antara model Marshall kami seperti JTM-45 dengan krisis yang sangat menyenangkan, dan Taman 75 ketika tidak sepenuhnya mendongkrak. On the other hand, the JCM800 disappointed us a bit because it buzzes a bit like a beehive. Di sisi lain, JCM800 yang kecewa kami sedikit karena ramai agak mirip sarang lebah. The last crunch sounding amps are the Gibson 185, whose great "boxy" sound convinced us, and the Divided By 13 which has an interesting somewhat dirtier tone. Krisis terakhir terdengar amp adalah Gibson 185, yang besar "berbentuk kotak" suara meyakinkan kami, dan Terbagi Dengan 13 yang memiliki nada yang menarik agak kotor. We fell in love with the Dr Z Route 66 (very authentic and well-balanced sound), but the Supro disappointed us a bit. Kami jatuh cinta dengan (suara yang sangat otentik dan seimbang) Z Dr Route 66, tetapi Supro kecewa kami sedikit.
As for the hi-gain amps, you get three models: a positively aggressive Bogner, an ENGL and a Mesa Boogie with a more shallow tone. Sedangkan untuk ampli hi-gain, Anda mendapatkan tiga model: sebuah Bogner positif agresif, sebuah ENGL dan Mesa Boogie dengan nada yang lebih dangkal. All three models sound good and the noise stays quite acceptable. Ketiga model suara yang bagus dan kebisingan tetap cukup dapat diterima. Furthermore, all three amps are complementary and will surely appeal to any guitar player. Selanjutnya, ketiga ampli saling melengkapi dan pasti akan menarik bagi setiap pemain gitar. It would be interesting to combine two amps in parallel in order to fatten the sound: give it a try! Akan menarik untuk menggabungkan dua ampli secara paralel untuk menggemukkan suara: mencobanya!
To wrap it up, almost all models sound convincing enough for a pedal in this price range. Untuk membungkusnya, hampir semua model suara cukup meyakinkan untuk sebuah pedal dalam kisaran harga ini. Line 6 chose the amps very well and the sound range is very wide: it includes all sorts of sounds. Line 6 memilih ampli sangat baik dan jangkauan suara sangat luas: termasuk di dalamnya segala macam suara.
We recorded and mixed several guitar sounds (three takes using two amps each for a total of six different amps) with a bass guitar and drums. Kami mencatat dan suara gitar beberapa campuran (tiga mengambil menggunakan dua amp masing-masing sebanyak enam amp berbeda) dengan gitar bass dan drum. We used no compression, we just EQued the guitars (low-cut) to give more place to the bass guitar (recorded with the Bassman model); all in a couple of minutes. Kami menggunakan kompresi tidak, kita hanya EQued gitar (low-cut) untuk memberikan tempat yang lebih ke gitar bass (direkam dengan model Bassman), semua dalam beberapa menit. The Pod provides a quite "polished" sound that allows you to record a guitar wall quickly and easily. Pod menyediakan cukup "dipoles" suara yang memungkinkan Anda untuk merekam dinding gitar cepat dan mudah.
Listen to the sound sample: Dengarkan sampel suara:
Conclusion Kesimpulan
Line 6 is back with a new pedalboard with (at last!) new models. Line 6 adalah kembali dengan pedalboard baru dengan (akhirnya!) Model baru. The number of amp models decreased drastically (only 16 amps are available) but the sound quality improved as well. Jumlah model amp menurun drastis (hanya 16 amps yang tersedia) tapi kualitas suara juga ditingkatkan. The effects from the M9 and M13 footboards are still very good in most cases, and the Pod's interface became a bit clearer. Efek dari footboards M9 dan M13 yang masih sangat bagus dalam banyak kasus, dan antarmuka Pod itu menjadi sedikit lebih jelas. We just regret that the factory presets are not always usable. Kami hanya menyesal bahwa preset pabrik tidak selalu dapat digunakan. Finally, Line 6 provides us with a rugged footboard with comprehensive connections and nice features, like the 48-second looper. Akhirnya, Line 6 memberikan kita dengan kaki ranjang kasar dengan koneksi yang komprehensif dan fitur bagus, seperti looper 48 detik. At $500, the Pod HD 500 is a good investment that will fulfill the needs of most buyers. Pada $ 500, HD 500 Pod adalah investasi yang baik yang akan memenuhi kebutuhan kebanyakan pembeli. If you think the price is a bit high, take a look at the HD 400 and 300. Jika Anda berpikir harga agak tinggi, lihatlah HD 400 dan 300. They provide less effects and don't use the Dual Tone technology (two amps in parallel); the looper has less memory (24 seconds), and connections are not so comprehensive. Mereka menyediakan efek yang kurang dan tidak menggunakan teknologi Dual Tone (dua ampli secara paralel); looper memiliki memori yang lebih sedikit (24 detik), dan koneksi tidak begitu komprehensif. However, their price is much lower ($330 and $400). Namun, harga mereka jauh lebih rendah ($ 330 dan $ 400).
New amp models Amp Baru model
M13 effects M13 efek
Very comprehensive connections Sangat komprehensif koneksi
Rugged pedalboard Rugged pedalboard
Ease-of-use Kemudahan penggunaan
Simple and effective looper Sederhana dan efektif looper
Two models in parallel Dua model secara paralel
Very flexible effects chain Sangat rantai efek fleksibel
Possibility to store 512 presets Kemungkinan untuk menyimpan 512 preset
Pod HD 500 Edit software Pod HD 500 Edit perangkat lunak
Accepts two independent signal sources Menerima dua sumber sinyal independen
Factory presets not always usable preset Pabrik tidak selalu dapat digunakan
Some modelings are lower in quality than the others Beberapa pemodelan lebih rendah dalam kualitas dari yang lain